23/10/16

100 Puisi #NEGERI Ahlul Hukmi (1-36)


NEGERI ENERGI

negeri milik energi atau energi milik negeri

23/10/2016

NEGERI SIAGA

mengapa?
kubilang siaga, ya, siaga.
jaga gerbang di samudera

23/10/2016

NEGERI ARUK

mengaruk itu dengan keris,
tidak dengan baris

22/10/2016

NEGERI AMUK

amuknya cuma di atas kertas
bukan amuk hingga bekecai dan besepai

22/10/2016

Lanjutkan Membaca >>

Agustusan 1997


       Biasanya aku merayakan agustusan dengan ikut memanjat batang pinang. Pernah kulihat ada batang pinangnya diganti dengan tiang besi dan di atasnya ada hadiah seekor kambing dalam kerangkeng. Tiap tahun diriku selalu menikmati agustusan dengan riang bersama teman-temanku.
       Beraneka macam lomba khusus kanak-kanak, anak-anak, remaja, dan pemuda. Ada panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, mencabut koin dari betik berlumur gomok, tarik tambang, pacu lari, panco, domino, bola voli, catur, dan bola kasti.
       Semuanya bergembira. Gembira karena sudah merdeka. Merdeka dari belenggu penjajahan kolonialis dan imperialis.
       Hanya ada agustusan nan selalu membekas dalam ingatanku. Ketika itu teman-temanku mengajak merayakan malam agustusan dengan menonton pentas musik dangdut. Kami pun berangkat menuju lokasi dengan menumpang bus antar kota dalam provinsi.
      Aku terkejut saat tiba di lokasi. Lokasi pentas dangdutnya di sebuah kompleks tentara. Di sebelah kiri ada banyak rumah,  asrama tentara, tempat latihan, dan di sebelah kanan ada markasnya. 
Lanjutkan Membaca >>

12/10/16

Feature

Skuterku Satu


      Siapa sih nan tidak kenal dengan Astra dan Honda? Kurasa kebanyakan rakyat Indonesia mengenal keduanya. Lazimnya orang-orang menyebut kendaraan bermotor beroda dua dengan sebutan Honda. Aku pertama sekali mengenal Honda sebagai merek dagang kendaraan bermotor beroda dua ketika masih berusia 6 tahun. Saat itu ayahku, yang bekerja sebagai pendidik, menjual kendaraan bermotor beroda dua merek Honda Astrea keluaran tahun 1973 miliknya, lalu beliau membeli sebuah sepeda motor dengan merek Honda Win. Ayahku bekerja sebagai seorang guru di Sekolah Dasar dan juga berkeliling berdakwah. Setelah sebelumnya hanya menggunakan kereta angin atau sepeda ontel sebagai alat transportasi, beliau pun kian bersemangat dengan menggunakan Honda Win hingga beliau purnatugas.
       Kurasa tidak hanya beliau saja yang menggunakan sepeda motor bermerek  Honda. Masih ada banyak guru dan pendakwah yang menggunakan alat transportasi bermerek Honda untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik dan pendakwah. Kurasa juga banyak penulis, penyair, dan sastrawan lainnya nan menggunakan sepeda motor merek Honda.
Lanjutkan Membaca >>

06/10/16

Puisi Ahlul Hukmi

01

Meriam Karbid

segenggam garam
tiga tukah karbid
air secukupnya
kusulut dalam meriam
larasnya bisa betung, kaleng minuman bersoda, kaleng susu, knalpot bekas tangki minyak
blllaaarrrr
menggelegar hingga ke seberang
burung-burung di Bukit Murai pun terbang
mujurlah meriam karbid tak berisi
apabila berisi, ia akan menjadi artileri.

28/9/2016

#Literasi Gerakan Menulis Puisi & Prosa

Daripada menghasut dan mengadu domba, lebih baik menulis rasa, asa, dan cerita.
Lanjutkan Membaca >>

Meriam Karbid


     Subuh baru saja selesai. Meriam betung terdengar berdentum-dentum di luar pondok. Pecah. Kesunyian pecah. Agaknya seperti itu pula ketika perang terjadi. Di mana-mana terdengar bunyi dentuman.
     Aku teringat teman-temanku sedang berlomba-lomba membuat meriam betung dengan bunyi nan paling menggelegar. Mereka mengisi air dan karbid dalam sebatang betung sepanjang 100 sentimeter.
     Tahun berikutnya, teman-temanku dan diriku mulai belajar membuat meriam kaleng. Kaleng-kaleng bekas minuman ringan yang diimpor dari luar negeri dijadikan meriam. Tujuh buah kaleng disambungkan menjadi laras meriam. Terkadang ada meriam nan meledak pecah ketika disulut api. Orang-orang tua mulai menggerutu karena anak-anaknya makin gemar gaduh, riuh, dan memekakkan telinga dengan bertanding adu keras bunyi meriam kaleng.
Lanjutkan Membaca >>