27/08/14

GAWAT KUADRAT

 Di sebuah negeri  antah-berantah…

oknum
:
Kita bantu.
seniman 1
:
Terima kasih.
oknum
:
Belah semangka ya?
seniman 1
:
Jadi dari 300 juta hanya 150 juta untuk kesenian?
oknum
:
Saling berbagilah. Bukankah ada seniman yang membuat kredo kebersamaan itu  adalah saling memberi dan saling berbagi?
seniman 1
:
(dilema…terdiam…merenung sejenak) …
seniman 2

(menahan marah) …
oknum
:
Kalau tidak mau. Ya tidak dapat.
seniman 1
:
Nanti masuk dalam temuan?
oknum
:
Asal lengkap pertanggungjawaban. Aman. Tidak masalah
seniman 1
:
(dalam hati) Apa perlu nanti ditulis yang 150 juta dipotong oleh oknum?
seniman 2
:
Ini melanggar peraturan.
oknum
:
Tidak usah banyak cincong. Tak tahu berterima kasih kalian. Sudah mau kami bantu. Kalau tidak mau. Masih banyak yang lain lagi.
suara 1
:
(entah malaikat entah syaitan) Ambil saja. Sekarang semuanya seperti itu. Semua angka. Semua angka. Semua angka. Jangan sok-sok idealis. Realistis sajalah.
suara 2
:
(entah malaikat entah syaitan). Jangan. Itu sama saja dengan berkomplot untuk melakukan tindak pidana korupsi. Bilang sama dia kalau mau beri 150 juta mesti ditulis 150 juta. Jangan mau ditulis 300 juta.
suara 1
:
(entah malaikat entah syaitan) Ah, kau sok-sok suci. Itu uang. Mau kau cari kemana sebanyak uang 150 juta? Kalau kau seniman punya karya lukis laku dijual 1 miliar atau ada karya sastra laku dijual 100 juta maka uang adalah masalah sepele. Kau butuh uang itu agar kawan-kawanmu nan mengaku-ngaku seniman itu bisa berkesenian bersama-sama.
suara 2
:
Saatnya kau memilih. Hidup ini adalah pilihan.
seniman 1
:
Ya. Baiklah. Kami terima bantuannya. Terima kasih sudah mau membantu.
oknum
:
(matanya berbinar-binar) Itu baru namanya seniman. Saya ini juga seniman. Seniman mengolah anggaran. Mengolah anggaran agar bisa masuk rekening pribadi saya. Kalau kamu mau kunci-kuncinya agar bisa jadi seniman seperti saya nanti saya ajarkan.
seniman 2
:
(berguman) gawat kuadrat…
suara 1
:
(entah malaikat entah syaitan) ha…ha…ha…ha…seniman senewen seniman senewen seniman senewen seniman senewen…
Lanjutkan Membaca >>

inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun


wahai puisi dimanakah gerangan engkau berada? jangan engkau tunggu aku merakit bom karena aku tidak akan pernah merakit bom. aku memang tidak pandai merakit bom. namun dalam berita di televisi dan surat kabar dikabarkan banyak orang jadi pintar merakit bom hanya dengan mempelajarinya dari internet. 
entah macam apa bom rakitan itu.

wahai puisi dimanakah gerangan engkau berada? jangan engkau tunggu aku jadi teroris karena kalau aku menjadi teroris pasti diburu-buru dan ditembak mati oleh pasukan anti teror. aku memang tidak pernah punya cita-cita jadi teroris. namun dalam berita di televisi dan surat kabar dikabarkan banyak nan bercita-cita masuk surga kalau jadi teroris.      
entah macam apa surga teroris itu

wahai puisi dimanakah gerangan engkau berada? jangan engkau tunggu aku mati karena kalau aku mati pasti engkau merayu kekasih baru. aku memang tidak abadi. namun dalam berita di televisi dan surat kabar dikabarkan banyak orang abadi karenamu puisi. 
entah macam apa keabadian itu.

wahai puisi dimanakah gerangan engkau berada?
jangan-jangan engkau telah mati karena bunuh diri
entah macam apa puisi bunuh diri
jika benar engkau telah mati

inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun
telah kembali kepada Allah



inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun
puisi
berani
mati


Agustus 2014

Lanjutkan Membaca >>

09/08/14

SILAT


salam takzim saudara serta sahabat
inayat-Nya jualah gerbang rahmat
izinkan hamba berhikayat
sebuah kisah tentang silat

silat nan usianya berabad-abad
beragam jurus pada kitab tercatat
warisan tak benda sepanjang hayat
mesti dicintai dengan semangat

silat penuh berkat
buat jiwa sehat dan raga kuat
tradisi leluhur tinggi martabat
terlahir di Khatulistiwa nan hangat

silat kaya hakikat
punya makna tersurat dan tersirat
khazanah budaya banyak khasiat
tersebar di Nusantara nan keramat

silat tinggi hikmat
berisi petuah dan amanat
adat istiadat bangsa terhormat
terpatri di Indonesia nan hebat

silat tuah kiramat
pada guru mesti hormat dan taat
luruskan iktikad pada kodrat
tegak di jagat raya lawan nan jahat

silat banyak tirakat
supaya mufakat niat dengan tabiat
kendalikan amarah dan syahwat
jauhlah segala mudarat

silat pantang khianat
tutur dan tingkah mesti bersahabat
jika berbuat khianat
niscaya hidup kualat dan terlaknat

selesai sudah hamba berhikayat
salah menyebut kata dan kalimat
berilah maaf untuk maslahat
agar selamat dunia akhirat

 04 Mei 2014
Lanjutkan Membaca >>