29/07/15

Si Pandir Bersemadi


Entah apa agaknya nan ada di benak si Pandir. Tiba-tiba saja dia gemar bersemadi. Dia bersemadi tidak di dalam gua, di pulau-pulau kosong, di puncak-puncak bukit dan gunung, atau di tempat-tempat yang dianggap keramat oleh orang. Dia bersemadi di depan tumpukan buku-buku. Dia melihat cahaya nan lain dari cahaya-cahaya biasa yang pernah dilihatnya. Cahaya itu seolah-olah seperti seseorang yang buncit perutnya dengan posisi tidur. Si Pandir sering melihat sosok itu di dunia nyata. Sosok yang dipuja-puja oleh banyak orang karena kebijaksanaannya.
Lanjutkan Membaca >>

Manifesto Politik Si Pandir


Rakyat, khususnya si Pandir sendiri, sudah muak dengan perangai partai-partai politik di Negara Kaya Batu. Si Pandir tidak akan mengatasnamakan siapa pun juga dalam menulis manifesto ini. Ini adalah manifesto pribadi. Si Pandir maklum bahwa pribadi-pribadi membentuk bangsa. Tiada bangsa nan dapat melepaskan diri dari pandangan politik pribadi-pribadi yang hidup di Negara Kaya Batu dan tiada pribadi yang dapat mengabaikan pandangan politik bangsanya.
Lanjutkan Membaca >>

LABIRIN SASTRA


Dua orang manusia yang masih gagah sedang asyik bercakap-cakap di sebuah ruang santai Rumah Penyembuhan Sakit Mental (RUHANTAL). Manusia pertama memakai kacamata besar dan manusia kedua memegang sebuah buku besar berwarna hitam. Mereka berdua dikenal oleh penghuni RUHANTAL sebagai Orang Gila dan Orang Pesong. Sebelum mereka masuk RUHANTAL untuk dirawat, Orang Gila dikenal sebagai Orang Paling Cerdik dan Orang Pesong dikenal sebagai Orang Paling Licik. Entah apa sebabnya mereka jadi berganti nama dan masuk RUHANTAL.
Lanjutkan Membaca >>

Menulis adalah Membaca


Mengapa aku mengatakan menulis adalah membaca. Apakah ini hipotesis?  Mungkin sudah ada pakar bahasa dan sastra, pakar bahasa, dan pakar sastra yang menyatakan bahwa menulis adalah membaca, tetapi aku belum pernah membaca untuk bisa menukil pendapat-pendapat mereka. Ada eloknya aku mencoba memberikan pendapatku sendiri untuk memperkuat asumsiku tersebut. Jika pendapat-pendapatku keliru, asumsiku bisa disangkal, dilengkapi, dan diperbaiki.
Lanjutkan Membaca >>