07/12/16

100 Puisi #NEGERI Ahlul Hukmi (37-100)


100

NEGERI BERTAUHID

LAA ILLAAHA ILLALLAAH
semata-mata hanya karena Allah

30/11/2016

99

NEGERI BERTAKBIR

Allahu Akbar
semata-mata hanya karena Allah

30/11/2016

98

NEGERI BERTAHMID

Alhamdulillah
semata-mata hanya karena Allah

30/11/2016

97

NEGERI BERTASBIH

Subhanallah
semata-mata hanya karena Allah

29/11/2016

96

NEGERI BERBASMALAH

Bismillaahirrahmaanirrahiim
semata-mata hanya karena  Allah

29/11/2016

95

NEGERI WAKTU
awal hari menuju tengah hari
tengah hari menuju senja hari
senja hari menuju tengah malam
tengah malam menuju dini hari
hari pun kembali pagi

29/11/2016

94

NEGERI REVOLUSI
selama masih ada matahari
selama masih ada gravitasi
selama masih ada bumi
revolusi selalu ada setiap hari

selama masih bernafas diri
selama masih berdarah arteri
selama masih berdikari nurani
sebelum ajal datang, berpantang mati

29/11/2016

93

NEGERI PERSATUAN
berdua satu duaja
satu tujuan ke satu tempat
bersatu dalam doa
doa kepadaNya nan satu
bersatulah negeri dalam persatuan

29/11/2016
Lanjutkan Membaca >>

23/10/16

100 Puisi #NEGERI Ahlul Hukmi (1-36)


NEGERI ENERGI

negeri milik energi atau energi milik negeri

23/10/2016

NEGERI SIAGA

mengapa?
kubilang siaga, ya, siaga.
jaga gerbang di samudera

23/10/2016

NEGERI ARUK

mengaruk itu dengan keris,
tidak dengan baris

22/10/2016

NEGERI AMUK

amuknya cuma di atas kertas
bukan amuk hingga bekecai dan besepai

22/10/2016

Lanjutkan Membaca >>

Agustusan 1997


       Biasanya aku merayakan agustusan dengan ikut memanjat batang pinang. Pernah kulihat ada batang pinangnya diganti dengan tiang besi dan di atasnya ada hadiah seekor kambing dalam kerangkeng. Tiap tahun diriku selalu menikmati agustusan dengan riang bersama teman-temanku.
       Beraneka macam lomba khusus kanak-kanak, anak-anak, remaja, dan pemuda. Ada panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, mencabut koin dari betik berlumur gomok, tarik tambang, pacu lari, panco, domino, bola voli, catur, dan bola kasti.
       Semuanya bergembira. Gembira karena sudah merdeka. Merdeka dari belenggu penjajahan kolonialis dan imperialis.
       Hanya ada agustusan nan selalu membekas dalam ingatanku. Ketika itu teman-temanku mengajak merayakan malam agustusan dengan menonton pentas musik dangdut. Kami pun berangkat menuju lokasi dengan menumpang bus antar kota dalam provinsi.
      Aku terkejut saat tiba di lokasi. Lokasi pentas dangdutnya di sebuah kompleks tentara. Di sebelah kiri ada banyak rumah,  asrama tentara, tempat latihan, dan di sebelah kanan ada markasnya. 
Lanjutkan Membaca >>

12/10/16

Feature

Skuterku Satu


      Siapa sih nan tidak kenal dengan Astra dan Honda? Kurasa kebanyakan rakyat Indonesia mengenal keduanya. Lazimnya orang-orang menyebut kendaraan bermotor beroda dua dengan sebutan Honda. Aku pertama sekali mengenal Honda sebagai merek dagang kendaraan bermotor beroda dua ketika masih berusia 6 tahun. Saat itu ayahku, yang bekerja sebagai pendidik, menjual kendaraan bermotor beroda dua merek Honda Astrea keluaran tahun 1973 miliknya, lalu beliau membeli sebuah sepeda motor dengan merek Honda Win. Ayahku bekerja sebagai seorang guru di Sekolah Dasar dan juga berkeliling berdakwah. Setelah sebelumnya hanya menggunakan kereta angin atau sepeda ontel sebagai alat transportasi, beliau pun kian bersemangat dengan menggunakan Honda Win hingga beliau purnatugas.
       Kurasa tidak hanya beliau saja yang menggunakan sepeda motor bermerek  Honda. Masih ada banyak guru dan pendakwah yang menggunakan alat transportasi bermerek Honda untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik dan pendakwah. Kurasa juga banyak penulis, penyair, dan sastrawan lainnya nan menggunakan sepeda motor merek Honda.
Lanjutkan Membaca >>

06/10/16

Puisi Ahlul Hukmi

01

Meriam Karbid

segenggam garam
tiga tukah karbid
air secukupnya
kusulut dalam meriam
larasnya bisa betung, kaleng minuman bersoda, kaleng susu, knalpot bekas tangki minyak
blllaaarrrr
menggelegar hingga ke seberang
burung-burung di Bukit Murai pun terbang
mujurlah meriam karbid tak berisi
apabila berisi, ia akan menjadi artileri.

28/9/2016

#Literasi Gerakan Menulis Puisi & Prosa

Daripada menghasut dan mengadu domba, lebih baik menulis rasa, asa, dan cerita.
Lanjutkan Membaca >>

Meriam Karbid


     Subuh baru saja selesai. Meriam betung terdengar berdentum-dentum di luar pondok. Pecah. Kesunyian pecah. Agaknya seperti itu pula ketika perang terjadi. Di mana-mana terdengar bunyi dentuman.
     Aku teringat teman-temanku sedang berlomba-lomba membuat meriam betung dengan bunyi nan paling menggelegar. Mereka mengisi air dan karbid dalam sebatang betung sepanjang 100 sentimeter.
     Tahun berikutnya, teman-temanku dan diriku mulai belajar membuat meriam kaleng. Kaleng-kaleng bekas minuman ringan yang diimpor dari luar negeri dijadikan meriam. Tujuh buah kaleng disambungkan menjadi laras meriam. Terkadang ada meriam nan meledak pecah ketika disulut api. Orang-orang tua mulai menggerutu karena anak-anaknya makin gemar gaduh, riuh, dan memekakkan telinga dengan bertanding adu keras bunyi meriam kaleng.
Lanjutkan Membaca >>

16/06/16

Sekadar Berkisah


       Aku membaca sebuah tulisan dari seorang sastrawan yang telah banyak menuliskan novel. Tulisannya berkisah ihwal pengalamannya dalam dunia literasi. Dia berkacamata dan gemar mengenakan topi. Orangnya tegap dan gagah. Dia juga sering berbagi kisah dan ilmu melalui bengkel-bengkel sastra. Kisahnya itu, meski hanya sekelumit, namun inspiratif. Oleh karena itu, aku pun jadi ingin berkisah ihwal pengalamanku hingga aku gemar menulis.
      Pada tahun 1998, kakak-kakak kelas di sekolah menengah atas tempat aku belajar, sedang menyelenggarakan Lomba Menulis Surat untuk Ibu sempena Hari Ibu. Aku pun tertarik ingin menuliskan suratku. Pada saat itu ada kegemaran pelajar-pelajar SMA menulis di lembaran-lembaran permintaan (request) lagu-lagu di pelbagai radio.
      Aku menulis surat untuk Emak yang didalamnya ada puisi. Biasanya pelajar-pelajar yang masuk siang, juga mesti hadir Upacara Pengibaran Bendera tiap hari Senin pagi. Entah mengapa, ketika itu, aku tidak hadir. Siangnya aku diberi hadiah sepasang pena oleh teman sekelasku yang dititipkan oleh kakak-kakak kelasku. Temanku itu bilang kalau tulisanku dipilih sebagai pemenang pertama. Surat dan puisinya pun dibacakan ketika pengumuman pemenang setelah selesai Upacara Pengibaran Bendera. 
Lanjutkan Membaca >>

Catatan


Prekognisi dan Premonisi

        Setiap prekognisi dan premonisi yang diterima oleh setiap penerima tanda, sinyal, dan simbol dapat dianalisis berdasarkan Yes or No Questions dan Information Questions (What, where, when, why, which, who, whom, whose, and how). Masing-masing tanda, sinyal, dan simbol dapat dibedakan dalam klasifikasi dan kategori menurut statistik, jenis, dan pengaruh pada database terpadu berbasis perangkat lunak dan perangkat keras berbiner. Akan tetapi, setiap prekognisi dan premonisi yang sudah pasti sebagai predestinasi tidak dapat diubah, ditunda, dan dipercepat karena hakikatnya segala sesuatu dalam kehidupan manusia selalu sesuai dengan ketentuan yang menciptakan manusia. Biasanya tanda, sinyal, dan simbol maujud dalam bentuk yang dapat dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa oleh setiap prekognitor dan premonitor. 

Lanjutkan Membaca >>

Cerita Pendek


Tas

Ini hanyalah cerita sisuak ketika masih banyak koin lima perak. Pandia dan kawan-kawannya sering menyebutnya limper. Si Pandia berbagi kisahnya sebagai ungkapan terima kasih nan terhingga pada Ibu dan Ayahnya, sebagai tanda hormat pada guru-gurunya, dan sebagai kenangan indah ketika bermain bersama-sama kawan-kawannya.
Dulu dia bersekolah berjalan kaki ketika masih belajar di sekolah dasar. Celananya sering batamba. Sepatunya pun acap kali menganga. Maklumlah, pada masa itu ibu dan ayahnya bekerja sebagai guru. Ketika itu guru-guru hanya kaya dengan amal yang diperoleh mereka dari berbagi ilmu dengan murid-muridnya. Gaji mereka pun tidak mencukupi untuk membayar hutang belanja kebutuhan sehari-hari. Jatah beras dari negara pun hanya beras berkutu dan berbatu. Mujurlah ada koperasi simpan-pinjam yang dikelola oleh guru-guru.
Biasanya ibunya berjalan kaki menuju sekolah, dan ayahnya mengendarai kereta angin. Mungkin negara juga lagi susah pada saat itu. Kalau negara lagi susah, rakyat juga ikut susah. Mana ada rakyat yang mau negaranya susah.
Lanjutkan Membaca >>

27/04/16

Puisi Ahlul Hukmi

Pengirim Tanda

wahai pengirim nan mengirimkan,
sinyal, tanda, simbol, ikon, isyarat, dan bahasa tubuh alam padaku.

wahai pengirim nan mengirimkan,
teka-teki, konundrum, abreviasi, akronim, akrostik, anagram, dan palindrom padaku.

predestinasi tidak bisa diubah,
meski sejuta syaitan, sejuta djin dan iblis laknatullah
merasuki diriku.

wahai pengirim nan mengirimkan,
aku hanyalah manusia fana nan hina dina.

wahai pengirim nan mengirimkan,
tiada nan abadi di alam semesta,
tiada nan abadi di alam semesta,
tiada ada nan abadi di alam semesta,
selain Allah nan baqa' dan Maha Benar.

25 April 2016
Lanjutkan Membaca >>

Puisi Ahlul Hukmi

Pembaca Tanda

Akulah nan diberi nama ahli tanda
Begitu banyak tanda di alam semesta.
Ada tanda-tanda yang telah diberikanNya
tersurat dan tersirat dalam ayat-ayat kitabullah.
Ada pula tanda-tanda yang selalu diberikanNya
tersurat dan tersirat dalam ayat-ayat kauniahNya.

Akulah nan diberi nama ahli tanda
Kian deras tanda-tanda itu meluruku
Aku pun tidak bisa menolaknya
Pada siapa kan kutuliskan tanda-tanda itu
Kalau tidak kepadamu.

Akulah nan diberi nama ahli tanda
Kian keras suara-suara itu menduruku
Aku pun tidak bisa mencegahnya
Pada siapa kan kutuliskan suara-suara itu
Kalau tidak kepadamu.

Akulah nan diberi nama ahli tanda
Kian liar kegelapan memperdayaku
Ia ingin aku menuliskan
tanda-tanda kegelapan
seantero angkasa dan lautan.

Akulah nan diberi nama ahli tanda
Kian ciar kegelapan merasukku
Ia ingin aku menuliskan
suara-suara kegelapan
seluruh alam pikiran.

07 Februari 2016

Lanjutkan Membaca >>

Puisi Ahlul Hukmi


Dua Ekor Gagak Bagak

Dua ekor gagak bagak
megak di cagak

Dua ekor gagak bagak
enggak merak lagak

Dua ekor gagak bagak
bukan scavenger jangak

Dua ekor gagak bagak
tidak vulture tengak

Dua ekor gagak bagak
lihat sayap-sayap tercabak

Dua ekor gagak bagak
tak mempan dibengak

Dua ekor gagak bagak
pekiknya kian berombak

Dua ekor gagak bagak
mengingatkanku pada dua kisah

pertama, Thales Miletus
pada 600 tahun sebelum masehi

kedua, Abel dan Cain,
yang juga dikenal sebagai Habil dan Qobil

alam takambang menjadi guru.
dari air dan seekor gagak

23/04/2016

Lanjutkan Membaca >>