Surat
yang ditulis olehku pada tanggal 19 Desember 1997 sempena Lomba Menulis
Surat untuk Ibu pada Hari Ibu tahun 1997 di salah satu Sekolah
Menengah Atas yang pernah direncanakan menjadi lokasi demonstrasi.
Demonstrasi itu tak jadi akibat kawan-kawanku kecolongan gerakannya
dibubarkan oleh aparat setelah sehari sebelumnya kawan-kawan sepakat
untuk unjuk rasa. Kalau kau ingat gambar empat ekor babi yang dapat
malih rupa menjadi seorang manusia maka niscaya kau akan ingat jalan
ceritanya.
Entahlah
pada saatnya itu euphoria unjuk rasa terjadi dimana-mana meskipun tak
separah euphoria-euphoria terkini dalam ganasnya libasan globalisasi.
Di tahun itu pula banyak Ibu yang kehilangan anak-anaknya dan banyak
anak yang kehilangan Ibunya. Semua itu terjadi hanya tersebab Ibu
Pertiwi sudah dikuasai oleh tirani dan tidak lagi mencintai anak-anak
bangsanya yang membuatnya berdaulat.
Sekarang
aku tidak pernah menulis surat lagi untuk Emakku sebab sudah ada sms
dan telepon genggam sebagai alat komunikasi. Pernah ku ajarkan Emakku
bagaimana cara menggunakan video
chatting, chatting
dan update
berita terkini melalui internet namun Emakku hanya tersenyum dan
berkata tak usahlah sebab yang penting sekali seminggu telpon jugalah
Emakmu ini.
Nah
untuk anak-anak yang Emaknya sudah paham dengan media sosial di
internet maka melalui media sosial itupun engkau dapat memberikan
pesan-pesan dan kabar terbaru tentang dirimu. Jangan sampai sudah
hilang dan menjadi mayat baru dikirimkan berita dan kalungmu.
Kepada
Yth.
Emakku
Assalamualaikum
wr. wb
Apa
kabar Emak? Aku mendoakanmu agar selalu sehat walafiat lahir dan
bathin.