"Hampir 70 persen hasil karya puisi, tulisan opini yang lahir di Dumai
terkesan selalu mengawali sikap kemarahan, kemuakan dan ketidaksesuaian
atas kebijakankah itu, pemerintahkah itu dan lain sebagainya."
Menurut saya begitulah jika puisi-puisi dibaca sekilas saja tanpa
ditelaah, dimaknai dan dinikmati. Tidak benar apabila dinyatakan 70%
hasil karya puisi yang lahir di Dumai seperti yang dinyatakan Agoes S.
Alam. Apakah memang sudah semua puisi yang lahir di Dumai dibaca dan
ditelaah hingga muncul angka 70 % itu?
Kita mesti waspada bahwa sekarang banyak Serigala berbulu puisi.
Maksudnya? Nah, itu bermakna ada nan berseragam puisi untuk meraih dan
mewujudkan tujuan kepentingan-kepentingan pribadi, kelompok dan
golongannya. Serigala berbulu puisi tampil seolah-olah sangat peduli
dengan puisi namun itu hanya semata-mata untuk menerkam
mangsa-mangsanya.