16/08/12

Ini Bukan Resensi Buku!



     Buku yang isinya diedit oleh Misdiono dan disusun oleh MC Studio (Bg Iwang agaknya) merupakan sebuah karya sastra non fiksi sebab buku ini memuat profil (biografi) delapan belas (18) seniman Kota Dumai yang aktif dalam kesenian dan berkesenian sesuai bidangnya masing-masing. Buku Profil Seniman Kota Dumai diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Dumai Tahun 2004.

    Mungkin kawan-kawan yang ‘wanna be’ seniman tunak dan terlahir untuk menjadi seniman perlu membaca buku ini. Jika perlu silaturahim dan berkomunikasi dengan seniman-senimannya selagi mereka masih hidup sehingga dapat sedikit kurangnya mengambil semacam ‘berkat’ atau pembelajaran dari pengalaman mereka dalam berkesenian. 

Beberapa nama Seniman Kota Dumai versi Buku Profil Seniman Kota Dumai 2004:
  1. H. Kasiarudin, SH (Penyanyi) – “Pak Hilal” (Ketua DKD 2000-2004)
  2. Hendriyadi (Perupa, Seniman)
  3. Idris Derasip (Musisi Gambus)
  4. Muhammad Daud (Musisi Gambus, Seniman)
  5. Abu Bakar Ali (Sastra, Pemantun)
  6. Mohammad Ja’far Lodawaru (Musisi, Biola, Seniman)
  7. H.Husni Thamrin (Sastra, Pantun)
  8. Abdul Hamid (Musisi, Pencipta Lagu) – “Yong Hamid”
  9. Muhammad Imran (Sastra, Pantun) – “Pak Imran Kumis”
  10. Mahmud Wahab (Pelukis)
  11. Erniza (Tari, Koreografer)
  12. Mufti E Dam (Teater, Musik, Pencipta Lagu)
  13. Elya Zusra (Tari, Koreografer) – “Ibu Era”
  14. Darwis (Sastra, Penyair, Aktivis Lingkungan Hidup, Ketua PAB) 
  15. Rozali (Musisi, Gitaris, Band, Seniman) - ‘Yong Jali’
  16. Suryafid (Teater, Sutradara)
  17. Kamartias (Perupa, Pelukis, Teater, Sastra, Seniman) - “Tyas AG” (Ketua DKD 2005-2006)
  18. Endong (Perupa, Seniman)
Pernahkah kawan-kawan mendengarkan cerita tentang seorang seniman yang dipenjara sebab berkesenian dan tunak dalam kesenian? Belum? Nanti saya terbitkan ceritanya. Semoga ada manfaatnya agar satu dunia paham mengapa ada seorang seniman dapat dipenjara di Kota Dumai karena berkesenian dan keseniannya. Berkali-kali terjadi banyak seniman di berbagai belahan dunia di penjara sebab berkesenian dan kesenian. Seperti Pablo Neruda yang dipenjara dan dibuang lebih karena ideologinya tidak disenangi pemerintah Amerika Serikat, faktor kudeta dan perebutan kekuasaan di Chili pernah mengeluarkan pernyataan yang terkenal yakni Carilah — hanya ada satu benda yang berbahaya untuk kalian di sini — puisi. Di saat itu Pablo Neruda gemar berkesenian khususnya seni kata-kata melalui puisi-puisinya.

Berbahayakah berkesenian? Ya, jika isi keseniannya membuat gerah raga, menipiskan telinga, memedihkan mata, memahitkan lidah, memekakkan telinga dan membuat kesal orang-orang yang tidak suka dengan isinya. Kesenian untuk apa? Entahlah…Saya mau tanya dengan seniman-seniman dulu.

Dunia kesenian bak sebuah biduk besar yang berisikan berbagai macam seniman yang hendak menuju pulau atau bagaikan pesawat luar angkasa yang memuat astronot-atronot kreatif yang hendak membangun rumah, kolam dan rumah makan di Bulan. Sudah lama dunia katak dalam tempurung diubah paradigmanya sebab sekarang dunia dalam satelit. Setiap ucapan, kalimat dan perbuatan seniman di’satelit’kan. Entahlah (Agaknya saya meminjam ‘entahlah’ Agoes Budianto atau Agoes S.Alam). Tidak harus mendapat stempel kata beliau. Stempel, cap, tera, segel, merek atau label….entahlah.

Saya tidak punya ‘cap’ jadi jangan sekali-sekali ‘cap’ saya dengan ‘cap-cap’ fobia tak jelas itu. Saya agaknya tidak seniman, tidak pula sastrawan, tidak juga musisi sebab saya hanyalah seseorang yang sedang belajar menulis yang senang menikmati seni, sastra dan musik. Gerah dengan puisi-puisi saya? Tak usah saja dibaca dan didengar. Habis cerita. Kalau mau lanjut cerita sampai tiga hari tiga malam boleh juga asal ada kopi ginsengnya. Saya kelakar saja kawan.

Beberapa hari yang lewat saya dihubungi kawan-kawan dari Komunitas Musisi Dumai untuk menyiapkan sebuah majalah musik yang berisikan tentang informasi, berita dan berbagai hal terkait perkembangan duni musik. Saya nyatakan siap menjadi semacam ‘kontributor’ penulis atau membantu kawan-kawan di Tim Redaksi. Saya pernah pula ditawari oleh seseorang untuk bergabung di media berita online namun saya tidak dapat bergabung menjadi wartawan maupun adminnya sebab saya tidak seorang jurnalis. Namun siapkah kawan-kawan KOMID bekerja dalam kerja-kerja seperti ini tanpa ditunggangi? Ditunggangi?Ditunggangi?

Seberapa besarkah gerahnya mereka Kawan sehingga mereka 'mencuri' dengan data recovery isi 'flash drive' saya?  Curilah 'isi' kepala saya namun sekali-sekali kalian tak dapat membelokkan 'tujuan' yang telah ditetapkan. Hati-hati Kawan! Hati-hati! Saya kelakar saja.

15 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar