12/10/16

Feature

Skuterku Satu


      Siapa sih nan tidak kenal dengan Astra dan Honda? Kurasa kebanyakan rakyat Indonesia mengenal keduanya. Lazimnya orang-orang menyebut kendaraan bermotor beroda dua dengan sebutan Honda. Aku pertama sekali mengenal Honda sebagai merek dagang kendaraan bermotor beroda dua ketika masih berusia 6 tahun. Saat itu ayahku, yang bekerja sebagai pendidik, menjual kendaraan bermotor beroda dua merek Honda Astrea keluaran tahun 1973 miliknya, lalu beliau membeli sebuah sepeda motor dengan merek Honda Win. Ayahku bekerja sebagai seorang guru di Sekolah Dasar dan juga berkeliling berdakwah. Setelah sebelumnya hanya menggunakan kereta angin atau sepeda ontel sebagai alat transportasi, beliau pun kian bersemangat dengan menggunakan Honda Win hingga beliau purnatugas.
       Kurasa tidak hanya beliau saja yang menggunakan sepeda motor bermerek  Honda. Masih ada banyak guru dan pendakwah yang menggunakan alat transportasi bermerek Honda untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik dan pendakwah. Kurasa juga banyak penulis, penyair, dan sastrawan lainnya nan menggunakan sepeda motor merek Honda.
       Suatu hari, beliau mengajakku bertamasya keliling kota. Aku duduk di bagian depan Honda Win. Ketika hari menjelang senja, beliau pun mengarahkan perjalanan menuju ke rumah. Dalam perjalanan, kulihat ada banyak cahaya di sebelah kiri. Aku mengajaknya ke sana. Pikirku itu adalah taman bermain. Beliau pun menjelaskan bahwa itu bukan taman bermain, tetapi kilang minyak.
       Sejak diriku berusia 6 tahun hingga berusia 24 tahun, aku tidak pernah diajarkan mengendarai sepeda motor oleh ayahku. Aku belajar mengendarai sepeda motor pada tahun 2005. Ketika itu Honda Win milik ayahku sudah dijual olehnya. Aku masih belum punya kendaraan bermotor sendiri. Masih gemar berjalan kaki, dan menyewa ojek sepeda motor.
       Sudah empat paragraf tulisan dibuat olehku, tetapi apa hubungan antara Astra, Honda, dan Sastra? Padahal ini adalah blog sastra. Mengapa tiba-tiba menulis ihwal sepeda motor. Nah, itulah dia. Fokus, konsentrasi, dan target diriku dalam membuat tulisan ini karena ingin mengikuti Anugerah Pewarta Astra 2016 nan berhadiah sepeda motor merek Honda.
       Seingatku,  Honda itu berasal dari nama Soichiro Honda. Dia adalah seorang insinyur mesin dari Jepang yang menemukan ruji-ruji roda berbahan logam. Kalau tidak salah begitu yang pernah dibaca olehku.
       Pada tahun 2007, aku memiliki sebuah skuter Honda Vario baru. Warnanya hitam merah. Skuter itu nan setia menemani hilir mudik belajar mengajar bahasa asing sejak tahun 2007 hingga 2010. Hampir setiap hari skuter Honda Vario milikku menempuh perjalanan dengan jarak 70 km per hari. Namanya saja hilir mudik.
       Kalau Astra? Astra itu pemegang lisensi merek dari Honda Motor., Ltd Jepang. Jepang? Ya. negara yang terkenal dengan Haiku. Puisi dengan 3 larik berpola 5 silabel pada larik pertama, 7 silabel pada larik kedua, dan 5 silabel pada larik ketiga.
       Tentu saja ada banyak tenaga kerja dari rakyat Indonesia nan bekerja dengan Astra. Ini berarti Astra dan Honda turut berjasa menggerakkan perekonomian bangsa dan Negara Indonesia.
       Apa hubungan skuter Honda Vario milikku dengan sastra?
       Sejak tahun 2011, aku mulai belajar menulis puisi, cerita pendek, dan esei. Skuter Honda Vario itu nan yang menjadi alat transportasi utamaku buat mengirimkan tulisan-tulisanku melalui kantor pos, maupun pos elektronik di warung internet. Skuter itu juga yang sering menjadi kudaku hingga diriku bisa menyaksikan beberapa pentas seni dan kegiatan baca puisi di kota Dumai.
       Sekarang tahun 2016, ini berarti skuter Honda Vario milikku sudah berusia 10 tahun. Aku selalu berupaya perawatan berkala dan servis teratur di bengkel-bengkel resmi sepeda motor Honda yakni Astra Honda Authorized Service Station (AHASS).
       Mengapa aku memilih menggunakan skuter Honda Vario? Aku, ketika itu, belum mahir menggunakan sepeda motor dengan transmisi manual. Jadi, kubeli saja skuter Honda Vario. Simpel dan tangguh. Tidak rumit dan tidak sulit dalam perawatan. Suku cadangnya pun mudah didapat.
       Pada suatu hari, ketika aku selesai menulis sebuah naskah novel, aku tertarik ingin mengetahui apa saja komponen-komponen skuter Honda Vario milikku. Aku pun mulai berlagak seperti seorang montir sepeda motor. Habislah telanjang skuternya kupreteli. 
       Setelah itu kupasang lagi penutupnya. Ayahku bilang diriku cocoknya bekerja di bengkel mesin, tetapi biarlah aku menulis saja. Nanti akan kutuliskan dan kuciptakan mesin teleportasi seperti dalam film-film fiksi itu.
       Setakat ini, aku baru belajar otodidak hingga bisa membongkar dan memasang kembali ban, roda, knalpot, menyetel rem dan putaran stationer mesin, mengganti oli mesin dan aki. Akan tetapi, untuk  perawatan berkala dan servis teratur, terutama membersihkan karburator, aku menyerahkannya kepada montir-montir sepeda motor di AHASS.
Skuter Honda Vario milikku ketika tanpa knalpot ( Foto oleh AH)
        Kalau kulihat-lihat, karburator mesin dalam sepeda motor itu bagaikan jantung dalam manusia. Jantung menjadi pusat peredaran darah dalam tubuh manusia, sedangkan dalam karburator ada klep yang berfungsi memompa udara dan bahan bakar. Akan tetapi, sekarang sudah banyak sepeda motor dengan jenis sistem Injeksi Bahan Bakar.
       Berdasarkan pengalamanku sebagai pengguna skuter Honda Vario selama 10 tahun, ditambah dengan pengamatanku ketika ayahku menggunakan sepeda motor Honda Win selama 15 tahun, beberapa hal yang bermanfaat dan penting supaya sepeda motor selalu terjaga dan terawat adalah:
  1. Bacalah Buku Servis dan Garansi Sepeda Motor dari PT Astra Honda Motor.
  2. Lakukan perawatan teratur dan servis berkala di bengkel resmi Honda.
  3. Gunakan suku cadang dan perlengkapan sepeda motor asli merek Honda.
  4. Bersihkan sepeda motor dari kotoran-kotoran seperti tanah, lumpur, dan pasir.
  5. Hindari menempuh jalan yang sedang digenangi air banjir dan pasang laut.
  6. Jagalah kecepatan sesuai dengan kondisi jalan, rambu-rambu dan tata tertib lalu lintas (Jangan mengebut di jalan. Kalau malang tak dapat ditolak, jangankan sepeda motor, jiwa dan raga pengemudi sepeda motor pun bisa rusak dan melayang karena mengebut di jalan).
  7. Patuhi tata tertib berlalu lintas dengan sepeda motor di jalan (Kalau hendak mengetahui tata tertib lalu lintas yang lebih lengkap, silakan bertanya dengan Satuan Polisi Lalu Lintas terdekat).
  8. Gunakan sepeda motor sesuai fungsinya. Kalau sepeda motornya dibuat khusus untuk jalan dalam kota, jangan dibawa untuk terabas.
  9. Gunakan sepeda motor sebagai sarana olahraga free style dan extreme dengan dibimbing oleh pelatih nan profesional.
  10. Modifikasi sepeda motor supaya kian unik hanya dengan ahli modifikasi sepeda motor.
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan singkatku ini. Semoga ada manfaatnya.
Apakah tulisanku berupa artikel (feature) ini tidak “sastra”? Menurutku “sastra”. Kalau belum “sastra”. Kusudahi tulisan ini dengan 3 larik puisi agar lengkap nuansa sastranya.

skuterku

skuterku satu
melaju kian kencang
laksana kuda

Dumai, 12 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar