Skuterku Satu
Siapa sih nan tidak
kenal dengan Astra dan Honda? Kurasa kebanyakan rakyat Indonesia mengenal keduanya.
Lazimnya orang-orang menyebut kendaraan bermotor beroda dua dengan sebutan
Honda. Aku pertama sekali mengenal Honda sebagai merek dagang kendaraan
bermotor beroda dua ketika masih berusia 6 tahun. Saat itu ayahku, yang bekerja
sebagai pendidik, menjual kendaraan bermotor beroda dua merek Honda Astrea keluaran
tahun 1973 miliknya, lalu beliau membeli sebuah sepeda motor dengan merek Honda
Win. Ayahku bekerja sebagai seorang guru di Sekolah Dasar dan juga berkeliling
berdakwah. Setelah sebelumnya hanya menggunakan kereta angin atau sepeda ontel
sebagai alat transportasi, beliau pun kian bersemangat dengan menggunakan Honda
Win hingga beliau purnatugas.
Kurasa tidak hanya beliau saja yang menggunakan sepeda motor
bermerek Honda. Masih ada banyak guru
dan pendakwah yang menggunakan alat transportasi bermerek Honda untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik dan pendakwah. Kurasa juga banyak penulis,
penyair, dan sastrawan lainnya nan menggunakan sepeda motor merek Honda.
Suatu hari, beliau mengajakku bertamasya keliling kota. Aku
duduk di bagian depan Honda Win. Ketika hari menjelang senja, beliau pun
mengarahkan perjalanan menuju ke rumah. Dalam perjalanan, kulihat ada banyak
cahaya di sebelah kiri. Aku mengajaknya ke sana. Pikirku itu adalah taman
bermain. Beliau pun menjelaskan bahwa itu bukan taman bermain, tetapi kilang
minyak.
Sejak diriku berusia 6 tahun hingga berusia 24 tahun, aku tidak
pernah diajarkan mengendarai sepeda motor oleh ayahku. Aku belajar mengendarai
sepeda motor pada tahun 2005. Ketika itu Honda Win milik ayahku sudah dijual
olehnya. Aku masih belum punya kendaraan bermotor sendiri. Masih gemar berjalan
kaki, dan menyewa ojek sepeda motor.
Sudah empat paragraf tulisan dibuat olehku, tetapi apa
hubungan antara Astra, Honda, dan Sastra? Padahal ini adalah blog sastra.
Mengapa tiba-tiba menulis ihwal sepeda motor. Nah, itulah dia. Fokus,
konsentrasi, dan target diriku dalam membuat tulisan ini karena ingin mengikuti
Anugerah Pewarta Astra 2016 nan berhadiah sepeda motor merek Honda.
Seingatku, Honda itu
berasal dari nama Soichiro Honda. Dia adalah seorang insinyur mesin dari Jepang
yang menemukan ruji-ruji roda berbahan logam. Kalau tidak salah begitu yang
pernah dibaca olehku.
Pada tahun 2007, aku memiliki sebuah skuter Honda Vario baru.
Warnanya hitam merah. Skuter itu nan setia menemani hilir mudik belajar
mengajar bahasa asing sejak tahun 2007 hingga 2010. Hampir setiap hari skuter
Honda Vario milikku menempuh perjalanan dengan jarak 70 km per hari. Namanya
saja hilir mudik.
Kalau Astra? Astra itu pemegang lisensi merek dari Honda
Motor., Ltd Jepang. Jepang? Ya. negara yang terkenal dengan Haiku. Puisi dengan
3 larik berpola 5 silabel pada larik pertama, 7 silabel pada larik kedua, dan 5
silabel pada larik ketiga.
Tentu saja ada banyak tenaga kerja dari rakyat Indonesia nan
bekerja dengan Astra. Ini berarti Astra dan Honda turut berjasa menggerakkan
perekonomian bangsa dan Negara Indonesia.
Apa hubungan skuter Honda Vario milikku dengan sastra?
Sejak tahun 2011, aku mulai belajar menulis puisi, cerita
pendek, dan esei. Skuter Honda Vario itu nan yang menjadi alat transportasi
utamaku buat mengirimkan tulisan-tulisanku melalui kantor pos, maupun pos
elektronik di warung internet. Skuter itu juga yang sering menjadi kudaku
hingga diriku bisa menyaksikan beberapa pentas seni dan kegiatan baca puisi di
kota Dumai.
Sekarang tahun 2016, ini berarti skuter Honda Vario milikku
sudah berusia 10 tahun. Aku selalu berupaya perawatan berkala dan servis
teratur di bengkel-bengkel resmi sepeda motor Honda yakni Astra Honda Authorized Service Station (AHASS).
Mengapa aku memilih menggunakan skuter Honda Vario? Aku,
ketika itu, belum mahir menggunakan sepeda motor dengan transmisi manual. Jadi,
kubeli saja skuter Honda Vario. Simpel dan tangguh. Tidak rumit dan tidak sulit
dalam perawatan. Suku cadangnya pun mudah didapat.
Pada suatu hari, ketika aku selesai menulis sebuah naskah
novel, aku tertarik ingin mengetahui apa saja komponen-komponen skuter Honda
Vario milikku. Aku pun mulai berlagak seperti seorang montir sepeda motor.
Habislah telanjang skuternya kupreteli.
Setelah itu kupasang lagi penutupnya. Ayahku bilang diriku
cocoknya bekerja di bengkel mesin, tetapi biarlah aku menulis saja. Nanti akan
kutuliskan dan kuciptakan mesin teleportasi seperti dalam film-film fiksi itu.
Setakat ini, aku baru belajar otodidak hingga bisa membongkar
dan memasang kembali ban, roda, knalpot, menyetel rem dan putaran stationer
mesin, mengganti oli mesin dan aki. Akan tetapi, untuk perawatan berkala dan servis teratur,
terutama membersihkan karburator, aku menyerahkannya kepada montir-montir
sepeda motor di AHASS.
Skuter Honda Vario milikku ketika tanpa knalpot ( Foto oleh AH) |
Kalau kulihat-lihat, karburator mesin dalam sepeda motor itu
bagaikan jantung dalam manusia. Jantung menjadi pusat peredaran darah dalam
tubuh manusia, sedangkan dalam karburator ada klep yang berfungsi memompa udara
dan bahan bakar. Akan tetapi, sekarang sudah banyak sepeda motor dengan jenis sistem
Injeksi Bahan Bakar.
Berdasarkan pengalamanku sebagai pengguna skuter Honda Vario
selama 10 tahun, ditambah dengan pengamatanku ketika ayahku menggunakan sepeda
motor Honda Win selama 15 tahun, beberapa hal yang bermanfaat dan penting
supaya sepeda motor selalu terjaga dan terawat adalah:
- Bacalah Buku Servis dan Garansi Sepeda Motor dari PT Astra Honda Motor.
- Lakukan perawatan teratur dan servis berkala di bengkel resmi Honda.
- Gunakan suku cadang dan perlengkapan sepeda motor asli merek Honda.
- Bersihkan sepeda motor dari kotoran-kotoran seperti tanah, lumpur, dan pasir.
- Hindari menempuh jalan yang sedang digenangi air banjir dan pasang laut.
- Jagalah kecepatan sesuai dengan kondisi jalan, rambu-rambu dan tata tertib lalu lintas (Jangan mengebut di jalan. Kalau malang tak dapat ditolak, jangankan sepeda motor, jiwa dan raga pengemudi sepeda motor pun bisa rusak dan melayang karena mengebut di jalan).
- Patuhi tata tertib berlalu lintas dengan sepeda motor di jalan (Kalau hendak mengetahui tata tertib lalu lintas yang lebih lengkap, silakan bertanya dengan Satuan Polisi Lalu Lintas terdekat).
- Gunakan sepeda motor sesuai fungsinya. Kalau sepeda motornya dibuat khusus untuk jalan dalam kota, jangan dibawa untuk terabas.
- Gunakan sepeda motor sebagai sarana olahraga free style dan extreme dengan dibimbing oleh pelatih nan profesional.
- Modifikasi sepeda motor supaya kian unik hanya dengan ahli modifikasi sepeda motor.
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan singkatku
ini. Semoga ada manfaatnya.
Apakah tulisanku berupa artikel (feature) ini tidak “sastra”? Menurutku
“sastra”. Kalau belum “sastra”. Kusudahi tulisan ini dengan 3 larik puisi agar
lengkap nuansa sastranya.
skuterku
skuterku satu
melaju kian
kencang
laksana kuda
Dumai,
12 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar