31/01/22

NGUBEH

Pada suatu masa, sembilan belas tahun silam, di suatu tempat.

"Ngubeh kita?" tanyanya kepadaku.

"Tidak." Jawabku dengan santun dan santai sambil tersenyum.

Ombak berdebur dua ratus meter di bawah cahaya bulan dan kerlap-kerlip bintang-bintang.

"Ini paket cepek limpul. Bisalah untuk ngesut bertiga." Katanya dengan mata berbinar-binar. Usianya masih sangat muda. Sekitar dua puluh tahun. Beberapa tahun di bawahku.

Mereka masih muda. Mereka pemuda. Sama seperti diriku. 

Begitu banyak pemuda menjadi setan dan korban setan dalam dunia iblis penuh setan. Narkoba. Miras. Judi. Pergaulan bebas. Korupsi. Jatanras. Perdagangan manusia. Perbudakan. Berbagai bisnis ilegal.

Setukah zat seujung kuku, sekilas mirip gula batu atau malah seperti citric acid, dibakar di atas alumunium foil dengan nyala api geretan yang dimodifikasi. Padahal gas dari geretan itu beracun dan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia.

"Ini Ubeh."  Katanya dengan sangat bersemangat.

Ketika Ubeh dipanaskan dengan nyala api, Ubeh pun menguap. Asapnya diisap dengan sangat cepat oleh mereka.

Tiada bong.

Sekali. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Lima kali.

Selesai.

Mereka menjadi sangat aktif. Hiperaktif. Sangat bersemangat. Mata mereka bening. Gigi-gigi bergemelutukan. Lain pengguna, lain pula efek sampingnya. 

"Jika kalian butuh, aku bisa sediakan. Mau berapa? Seji? Seuncang? Sekilo? Seratus kilo? Ada duit, ada barang. Palumagada. Apa lu mau, gue ada." Ucapnya dengan sangat percaya diri.

Aku menggeleng-gelengkan kepala.

Dunia penuh dusta.

Beberapa tahun kemudian, dua di antaranya ditangkap akibat penyalahgunaan narkoba. Seorang lainnya ditembak mati dalam penangkapan target operasi jaringan sindikat internasional  perdagangan narkoba lintas negara, lintas pulau, dan lintas kota. Dia melawan para petugas ketika akan ditangkap. Tindakan tegas terukur. Dia tewas bersimbah darah. Dua peluru bersarang di kakinya. Sebuah peluru menembus dadanya. Konon, dikibus teman sendiri yang berebut pangsa pasar. 

Sekarang sering terdengar kabar bahwa pemuda-pemuda menjadi pecandu dan terlibat peredaran narkoba sindikat internasional. Tidak sedikit pula yang menjadi tukang gendong alias kurir pembawa narkoba.

Konon, banyak juga yang menjadi gila, mengalami gangguan mental dan gangguan jiwa akibat narkoba. Tidak hanya pemuda, konon, peredaran dan penyalahgunaan narkoba juga menyasar berbagai kalangan.

Sebuah negara bisa hancur apabila kehidupan rakyatnya diracuni dengan narkoba dan jika oknum-oknum di pemerintahannya menerima setoran dan suap dari bisnis-bisnis narkoba, serta dikendalikan oleh sindikat-sindikat narkoba. 

Aku pun menggeleng-gelengkan kepala.

Dunia memang penuh dusta.

Hidup adalah pilihan. Ketika memilih hidup di jalan hitam, kegelapan adalah keabadian. Saat memilih hidup di jalan terang, cahaya adalah keniscayaan.

9/1/2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar