Siapa yang bilang Indonesia tidak punya Hari Puisi? Siapa?
Indonesia sudah punya Hari Puisi Nasional.
Buktinya dalam Direktori Hari Penting PNRI sudah ada Hari Puisi Nasional. Ini saya baca dari situs web Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) pada Direktori Hari Penting bahwa Hari Puisi Nasional adalah pada tanggal 28 April. Dijelaskan pada situs web tersebut bahwa Hari Puisi Nasional di Indonesia diperingati untuk menghargai peran besar penyair Indonesia, Chairil Anwar. Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April yang menjadi tanggal wafatnya Chairil Anwar pada tahun 1949. (Direktori Hari Penting Situs Web PNRI).
Apakah rencana Deklarasi Hari Puisi merupakan sebentuk upaya 'politis' pihak-pihak tertentu untuk menolak serta pengaburan terhadap Hari Puisi Nasional yang sudah ada? Jika seluruh penyair Indonesia yang akan hadir pada Pertemuan Penyair Indonesia 'sepakat' akan membuat Hari Puisi yang baru lagi, saya tidak masalah. Namun bagaimana dengan keabsahan Hari Puisi Nasional?
Jika ada yang menyatakan bahwa selama ini belum ada Hari Puisi di Indonesia maka yang disebutkan sebagai Hari Puisi Nasional pada tanggal 28 April itu pada situs web PNRI itu mesti dijelaskan lagi oleh pihak terkait.
Saya, Ahlul Hukmi mendukung Deklarasi Hari Puisi namun bagaimana dengan Hari Puisi Nasional itu? Sebagai seorang penikmat puisi maka tentu saya sangat mendukung niat baik kawan-kawan penyair yang berencana akan mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia.
Dalam berita dengan judul Hari Puisi Indonesia Dideklarasikan di Riau, yang saya baca di situs web JPNN.com disebutkan bahwa Ketua Umum DKR Riau, Kazzaini KS mengemukakan bahwa Hari Puisi Indonesia rencananya akan diperingati setiap tanggal 26 Juli. Menurut beliau pengambilan tanggal ini sesuai dengan tanggal lahir penyair Indonesia ternama, Khairil Anwar. Hal tersebut disampaikan oleh Kazzaini dalam siaran pers yang diterima JPNN pada Senin, 5 November 2012.
Sedangkan berita dalam situs web Antara Lampung dengan judul Sastrawan, Kritikus, Pengamat Dukung Deklarasi Hari Puisi yang dimuat pada Minggu, 11 November 2012 disebutkan bahwa akan dilaksanakan Deklarasi Hari Puisi pada Pertemuan Penyair Indonesia (PPI) di Riau, 22 November 2012 malam, di Anjungan Idrus Tintin. Dikabarkan bahwa Deklarasi Hari Puisi akan dipimpin oleh Sutardji Calzoum Bachri, Presiden Penyair Indonesia.
Pak Presiden Penyair, deklarator dan inisiator Deklarasi Hari Puisi mesti dapat menjelaskan tujuan serta perbedaan Hari Puisi yang akan dideklarasikan dengan Hari Puisi Nasional.
Saya mengapresiasi dan mendukung niat penyair-penyair yang akan datang dalam Pertemuan Penyair Indonesia di Riau terkait Deklarasi Hari Puisi. Bukankah Indonesia sudah punya Hari Puisi Nasional? Kalau Pak Presiden Penyair dan kawan-kawan hendak menetapkan Hari Puisi yang baru lagi, ya tidak masalah. Sah-sah saja sepanjang disepakati oleh orang banyak dan banyak orang apalagi yang akan memimpin deklarasinya adalah seorang Presiden, Presiden Penyair Indonesia maksudnya. Segan saya ini hendak membantah sebab cemas pula saya jika Presiden gusar dan marah, nanti dari dalam ‘Istana’ keluar punggawa-punggawanya untuk bertanya kembali. Saya ini rakyat biasa, biasa-biasa saja, masa mau membantah ‘keinginan’ Presiden Penyair Indonesia?
Saya sudah mempertanyakannya kepada Sutardji Calzoum Bachri, Maman S Mahayana, Isbedy Stiwan ZS, Ahmadun Yosi Herfanda, Asrizal Nur, Jamal D Rahman dan Dimas Arika Mihardja serta Agoes S. Alam melalui jejaring media sosial di internet. Baru Pak Isbedy Stiwan ZS, Pak Dimas Arika Mihardja Pak Asrizal Nur, Pak Ahmadun YH serta Hang Kafrawi yang memberikan komentar terkait Deklarasi Hari Puisi dan Hari Puisi Nasional. Saya sudah menanyakan juga kepada PNRI melalui surelnya tentang keabsahan informasi dan deskripsi Hari Puisi Nasional pada Direktori Hari Penting jika memang benar pernyataan yang menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki Hari Puisi. Saya telah menanyakan tentang siapa yang mengesahkan penetapan Hari Puisi Nasional dan bila waktu penetapannya pertama sekali.
Jika memang Hari Puisi Nasional telah ditetapkan pada tanggal 28 April sebagaimana yang termuat dalam Direktori Hari Penting di situs web PNRI maka bagaimana dengan rencana Deklarasi Hari Puisi Indonesia yang akan diperingati setiap tanggal 26 Juli?
Dari situs web Taman Ismail Marzuki pada Direktori Biografi Sastrawan Indonesia dimuat informasi bahwa Chairil Anwar (Khairil Anwar?) adalah seorang penyair Indonesia yang lahir pada tanggal 26 Juli 1922 dan wafat pada tanggal 28 April 1949.
Tak perlu pula sampai berpolemik pula sebab saya mempertanyakan perbedaan antara Hari Puisi Indonesia dengan Hari Puisi Nasional.
Maman S Mahayana dalam artikelnya yang berjudul Hari Puisi Indonesia: Latar Belakang dan Latar Depan, mengemukakan bahwa Proklamasi Hari Puisi Indonesia akan menjadi titik kulminasi perjalanan panjang peranan puisi Indonesia dalam kehidupan bangsa Indonesia. Beliau juga menyatakan Proklamasi Hari Puisi Indonesia sekaligus juga akan menjadi pintu masuk dan titik berangkat gerakan kebudayaan Indonesia. Beliau menegaskan bahwa Deklarasi Hari Puisi Indonesia adalah titik awal langkah menuju bangsa Indonesia yang lebih baik dengan kebudayaan sebagai landasan perjuangannya. (Riau Pos, Minggu, 11 November 2012).
Di tahun 2008, Marwanto, seorang sastrawan Sastrawan yang bergiat di Komunitas Lumbung Aksara (LA), Kulon Progo, Yogyakarta menyebutkan bahwa penetapan 28 April yang merupakan tanggal wafatnya penyair Angkatan 45, Chairil Anwar sebagai Hari Puisi Nasional masih menjadi perdebatan. Marwanto juga mengemukakan bahwa umumnya sebagian pengamat berpendapat bahwa jasa terpenting Chairil Anwar adalah ”pendobrakannya” terhadap bahasa ungkap penyair angkatan sebelumnya (baca: Pujangga Baru). Dengan penjelajahan bahasa yang intens, akhirnya ia temukan sebuah bahasa ungkap yang khas dirinya: lugas, padat, tegas, langsung menghunjam ke jantung hati para pembaca karyanya. Hal inilah yang menjadi tonggak penting perkembangan kesusastraan Indonesia sehingga HB Jassin menyebut Chairil Anwar sebagai Pelopor Angkatan ’45. (Kesusatraan: Puisi, Siapa Masih Peduli? dalam Kompas, Sabtu, 26 April 2008 dan dikutip kembali oleh http://cabiklunik.blogspot.com “Sekadar Mencatat Manusia dan Kemanusiaan” yang tidak diketahui siapa nama asli narablognya. Terdapat sekitar 5028 tulisan yang pada umumnya bersumber dari berbagai media massa. Ini merupakan sebentuk blog klipping artikel yang banyak bertemakan tentang sastra, budaya, seni, bahasa, buku dan lain-lain)
Masih di tahun 2008, Arief Budi dalam akun mulitply (http://riefmaniac.multiply.com) mengucapkan Selamat Hari Puisi Nasional pada tanggal 27 April 2008. Dia menuliskan bahwa mungkin banyak yang tidak tahu bahwa tanggal 28 April sebagai Hari Puisi Nasional. Meskipun tanggal ini masih diperdebatkan oleh banyak kalangan. Dia menyatakan kita tidak usah ikut memperdebatkannya pula. Daripada memperdebatkannya, lebih baik kita menikmati hari ini sebaik-baiknya.
Semoga deklarator dan inisiator Deklarasi Hari Puisi serta Presiden Penyair Indonesia dapat menjelaskan lagi perbedaan antara Hari Puisi Indonesia yang akan dideklarasikan pada tanggal 22 November 2012 dengan Hari Puisi Nasional yang saya baca informasi dan deskripsinya di Direktori Hari Penting situs web PNRI.
Setiap hari adalah hari penting sebab sebagai bangsa yang besar maka kita tidak boleh lalai menghargai jasa-jasa pendahulu kita.
Dunia sastra Indonesia telah hidup pada berbilang zaman dan generasi namun mestinya generasi-generasi terkini tidak boleh lupa dengan generasi-generasi terdahulu. Generasi terkini dalam dunia sastra Indonesia mesti rajin-rajin bertanya, memilah dan memilih jika tidak bisa salah arah dalam pembelajaran. Kita yang muda-muda ini siap diberi tunjuk ajar.
Semoga tidak dibuat tambah ‘bingung’ lagi anak bangsa ditengah-tengah banyaknya ‘kebingungan’ yang sudah ada. Semakin banyak kebingungan yang muncul dalam orde “abu-abu” penuh trik dan intrik ini. Salah seorang kawan mengatakan agar mainkan saja gendangnya biar masuk barang tu. Ha..ha..ha..ada-ada saja kelakarnya.
Pertanyaan-pertanyaan saya sebelumnya terkait rencana Deklarasi Hari Puisi sudah mendapat pencerahan setelah membaca berbagai sumber informasi yang ada namun muncul pertanyaan lagi sebab dalam Direktori Hari Penting PNRI disebutkan bahwa Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April. Sedangkan Khazzaini KS menyebutkan bahwa rencana Hari Puisi Indonesia yang akan dideklarasikan pada 22 November 2012 di Pekanbaru akan diperingati setiap tanggal 26 Juli. Pertanyaannya adalah manakah yang benar-benar telah atau akan disepakati sebagai Hari Puisi untuk Indonesia, Hari Puisi Nasional atau Hari Puisi Indonesia?
Kapan Hari Puisi Nasional tersebut ditetapkan dan siapa yang menetapkannya? Apakah ada sebentuk Surat Keputusan dari Pemerintah tentang penetapan Hari Puisi Nasional?
#0
Semoga kawan-kawan Penyair di Dumai dalam Bulan-Bulan Kopak dapat segera bertemu muka kembali dan duduk bersama sambil ‘berpuisi’ entah di Balai Bandar Bakau, Laman DKD, Taman Bukit Gelanggang, Sungai Dumai, DKD Televisi, Balai Pendopo, Hutan Wisata, di atas becak-becak sambil memegang toa atau mana-mana tempat juga boleh.
Saya beberapa malam yang lewat berpuisi sejenak untuk orang rumah tapi katanya tidak romantis puisinya. Dulu sebelum jadi tak tanggung menulis puisi-puisinya yang romantis sekarang sudah jadi malah enggan menulis yang romantis. Ternyata “perempuan” lebih suka puisi yang romantis. Untuk menyenangkan hatinya saya bacakan,
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Dia tersenyum dan berkata “Ah itu puisi orang yang abang baca.”
Saya tertawa lalu berkata, “Iya bukan puisi abang. Itu puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin”.
#00
Jika kelak puisi-puisi tidak lagi didengarkan dan dipedulikan maka turunlah ke jalan-jalan untuk aksi, aksi dan aksi namun jangan aksi dengan “bom dan molotov”. Aksilah dengan karya. Seperti Sule dan kawan-kawannya yang beraksi dengan kocak dan kadang-kadang terlalu berlebihan aksinya. Agaknya jika penyair-penyair besar Indonesia juga dapat membacakan puisi-puisinya di berbagai acara televisi yang disiarkan langsung itu maka puluhan juta anak bangsa dapat menyaksikan dan mendengarkan “keindahan” dalam puisi. Sule dan kawan-kawan membaca puisi bersama Sutardji, Asrizal Nur, Saut Situmorang dan saya (terlalu! ada “saya”. Namanya juga belajar ekspos…ha..ha..ha). Baca puisi bersama-sama dengan Tukul juga seru. Bagaimana? Pasti seru sekali! Nanti segera saya sampaikan ke Tim Kreatifnya. Dijamin semakin naik rating siarannya. Selama ini mungkin banyak anak bangsa yang menyaksikan dan mendengarkan pembacaan puisi dari penyair-penyair Indonesia melalui situs YouTube dan Radio-Radio online. Sudah saatnya penyair-penyair Indonesia berani masuk ke dalam jalur-jalur ‘pop’ terkini agar dapat membumikan puisi di tanah air ini seperti Olivia Zalianty dan kawan-kawan teaternya yang dikabarkan akan berpuisi di Mahkamah Konstitusi dan beberapa instansi pemerintahan lainnya. Sekiranya ada gagasan untuk membuat film-film Indonesia yang jalan ceritanya lebih dominan untuk kisah tentang kehidupan penyair-penyair di Indonesia maka saya akan segera ikut mendaftarkan diri untuk casting…ha..ha..ha. Jangan lupa menyaksikan video-video puisi SCB, Asrizal Nur, puisi esai karya Denny JA itu kawan dan puisi-puisi lainnya. Pementasan metateater Suharyoto Sastrosuwignyo yang tidak terbelenggu dengan batasan-batasan tertentu juga dapat memberikan inspirasi untuk membumikan puisi-puisi.
#000
Semoga ada yang berbaik hati mempublikasi kumpulan makalah dalam Kongres Sastra Indonesia I & II serta Pertemuan-Pertemuan Sastra lainnya agar dapat dibaca oleh anak bangsa yang tidak dapat hadir dalam kegiatan tersebut. Mungkin dibukukan atau versi digital seperti Majalah Sagang itu.
Dalam ternyata lubuk itu namun lebih dalam lagi keinginan-keinginan dalam hati manusia. Semakin dalam, semakin dalam, semakin dalam akhirnya tenggelam dan hanya Tuhan Yang Maha Kuasa saja yang lebih Maha Mengetahui segalanya.
Terima kasih untuk kawan-kawan yang sudah mau berkunjung dan membaca isi blog ini. Beberapa puluh menit lagi sudah memasuki Tahun Baru Islam 1434 H, semoga sehat selalu dan segera hijrah menuju yang lebih baik, Amiin.
#0000
* Hari Puisi Sedunia
World Poetry Day yang diperingati setiap 21 Maret dideklarasikan oleh UNESCO (the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 1999. Tujuan dari peringatan ini untuk mempromosikan pembaca, menulis, menerbitkan dan mengajarkan puisi ke seluruh dunia. (Direktori Hari Penting di situs web PNRI)
Daftar Lagu:
Indonesia Raya
Thrashline – Masih Rahasia
Andy Liani – Ingin Rasanya
Komunitas Punk – Aksi Sorak Pemuda (Dumai, 28 Oktober 2012) – Versi Video
Pas – Fallin into The Faint
Betrayer – Habis Gelap Tak Terbit Terang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar