29/01/13

Catatan Pertemuan Penyair Nusantara VI Jambi 2012


Bukan Sekadar Risalah Dalam Rumah Keragaman dan Rumah Kekaryaan

Reportase Bebas Sebebas Sinar Matahari Tentang Pertemuan Penyair Nusantara VI dan Seminar Internasional Perpuisian Nusantara

26 Desember 2012 – 27 Desember 2012

Ini ditulis sebagai salah satu bentuk rasa terima kasih kepada kawan-kawan baru di Taman Budaya Jambi, Panitia PPN VI, kawan-kawan baru dari peserta PPN VI, Liason Officer PPN VI dan Dewan Kesenian Dumai yang telah berkenan menerima jabat tangan, salam sapa dan mendukung keberadaan saya dalam menghadiri PPN VI Jambi baik itu berupa dukungan biaya transport, senyuman, diskusi, saran dan kritikan.

Catatan ini ditulis pada awal januari 2013 dengan mendengarkan video penampilan Teater Alif yang luar biasa dengan musikalisasi puisi (atau puisi yang diiringi oleh musik dan lagu, entahlah ada semacam perdebatan pula agaknya tentang mana yang lebih sesuai musikalisasi puisi, puisi yang diiringi musik atau kolaborasi puisi dengan musik). Serasa mendengar lagu dari Restless dari Ujung Berung sebab ada nuansa gothic vokalnya atau bisa jadi memang cengkok vokalnya memang khas seperti itu. Semoga video-video penampilan Teater Alif lainnya dapat dipublikasikan oleh Dewan Kesenian Jambi sekalian dengan Teater Kerlip, Teater Q dan Teater Airnya.

26 Desember 2012

Sehari sebelumnya saya telah menelpon ke beberapa pengurus Dewan Kesenian Dumai untuk memberitahukan perihal keberangkatan menuju PPN VI di Jambi dan Ketua Umum DKD, Zamzami Harun menelpon agar saya menemuinya. Alhamdulillah, keberangkatan saya didukung sepenuhnya oleh Dewan Kesenian Dumai dan beberapa orang terdekat.

Pada tanggal yang sama di hari ini pada delapan tahun yang lalu kawan-kawan sedang fokus menyiapkan rekaman dalam Kompilasi Band Indie Dumai & Bengkalis bertajuk Akulturasi Nada Total Indie (ANTI) di 23 Studio. Di saat yang bersamaan sebuah bencana alam, tsunami, menghantam Aceh dan mengakibatkan ratusan ribu manusia kehilangan jiwa, raga dan harta bendanya.

Saya mesti berangkat siang ini meski besok ada kabar akan ada Bejamu Laut di Dumai.

Perjalanan di mulai pukul 14.00 WIB menggunakan sebuah mobil travel yang memiliki rute perjalanan darat Dumai-Jambi. Setelah hampir 18 jam perjalanan darat maka saya tiba di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah pada pukul 07.30 WIB, 27 Desember 2012. Alhamdulillah, sudah dibangun infrastruktur berupa jalan-jalan oleh penyelenggara pembangunan meski masih dalam proses perbaikan di berbagai titik. Jika tak ada jalan-jalan yang dibangun maka mestilah menerabas hutan rimba agar sampai di tujuan.

Segera setelah tiba maka saya menelpon salah seorang Liason Officer (LO) Pertemuan Penyair Nusantara VI (PPN VI), Riko Erdian untuk mengkonfirmasikan kedatangan saya maka segera saya bergerak menuju Shang Ratu Hotel. Namun dikarenakan waktu check in peserta dimulai pada tanggal 28 Desember 2012 maka Koordinator LO dan LO untuk Riau mengarahkan saya agar menginap di Mess Taman Budaya Jambi. Alhamdulillah, masih tersedia sebuah kamar bernomor 02 di Wisma Seni Taman Budaya Jambi.

Saya menuju Taman Budaya Jambi diantar oleh Riko Erdian dan segera memberitahukan kedatangan kepada Pak Uci, salah seorang petugas Petugas Taman Budaya Jambi, yang telah berkenan dan berbaik hati menerima saya untuk menginap di Mess Taman Budaya Jambi. Pada saat yang bersamaan ada serombongan anggota Sanggar Tari Bumi Dora dari Anjungan NTB Taman Mini Indonesia Indah yang juga menginap di Wisma Seni sempena mengikuti kegiatan seni seperti Silaturahimusik dan Baca Puisi di Taman Budaya Jambi.

Setelah masuk kamar 02 dan mandi lalu saya keluar menuju kantin di Taman Budaya Jambi. Sembari menikmati secangkir kopi dan sejuknya udara di Taman Budaya Jambi, saya bertemu dan sempat berdiskusi sebentar dengan Ferry dari Teater Tonggak, Arga dari Teater Air, Sanggar Tari Bumi Dora.

Sekitar pukul 11.30 WIB saya pamit dengan Pak Uci menuju Kantor Gubernur Jambi untuk menyaksikan sebuah pameran foto oleh Sakti Alam Watir (SAW) & The Society of Muaro Jambi Temple (The SOMT). Pada pameran tersebut menampilkan sekitar 41 foto hasil jepretan dari Mike MDI, Nur Salim, Riska Photography dan Putri C-Bonk. Pameran fotonya bertajuk Story Exotic out of TRIBAL (Suku Anak Dalam). Masing-masing foto yang dipamerkan pada salah satu ruangan di Kantor Gubernur Jambi ini memiliki judul foto masing-masing yang menarik seperti Aku Anak Rimba, Kami Juga Anak Indonesia, Makan Bersama dan berbagai judul lainnya. Selang lima belas menit kemudian saya bergerak kembali menuju Taman Budaya Jambi dan sempat singgah untuk mengecek surel dan media sosial. Ada pesan dari salah seorang karyawan Majalah Sagang agar saya mengirimkan nomor rekening sebab mereka mau mengirimkan honor menulis di Majalah Sagang. Saya segera menghubungi Fedli Azis untuk meminta nomor Redaksi Majalah Sagang. Setelah mendapatkan nomor kontaknya lalu saya menelpon Pak Dantje Muis untuk mengkonfirmasi ulang mengenai pesan tersebut. Terima kasih atas waktu dan informasi dari kakanda Fedli Azis dan Pak Dantje Muis.

Setibanya di Taman Budaya dan istirahat sebentar lalu saya kembali menuju ke kantin. Tak diduga ternyata saya bertemu dengan Pak Jaffar Rassuh, Pak Ben “Meredith Music” dan Pak Zakaria. Setelah hampir dua setengah jam berdiskusi dengan beliau bertiga dan mendapatkan banyak masukan yang bermanfaat mengenai pengembangan kesenian dan juga kebudayaan maka saya mendapat kesempatan untuk melihat lukisan-lukisan karya Pak Jaffar Rassuh dalam Galeri J Art Gallery & Studio, dimana Pak Jaffar memajang karya lukis dan sekalian melukis di studionya.

Sedang asyik melihat-lihat lukisan Pak Jaffar Rassu, ada panggilan telepon masuk dari Bang Firdaus (Manager PPN VI Jambi) yang sedang menunggu saya di Wisma Seni sebab ada seorang kawan yang juga peserta PPN VI yakni Dwi Rahariyoso akan menginap bareng saya di Kamar 02. Mas Dwi adalah salah seorang penggiat sastra dalam Komunitas SARKEM, Yogyakarta yang ikut seleksi PPN VI dari Papua sebab dia tengah bekerja di Papua Barat.

“Kau ke sinilah dulu,” kata Bang Firdaus.
“Ya Pak, saya lagi di J Arts Gallery & Studio”.
“Panggil-panggil Bapak, sudah kali aku dipanggil Bapak. Panggil Abang saja,”ujarnya.
“Ya Pak….Ya Bang…”
“Segeralah ke sini biar kulihat mukamu ganteng apa jelek,” lanjutnya sambil bercanda.
Agaknya Bang Firdaus sudah lama menunggu saya yang sedang berada di Galeri bersama Pak Jafar Rassuh.

Tak lama berselang saya berpamitan dengan Pak Jaffar Rassuh dan menuju ke Wisma Seni. Setelah bersalaman dengan Pak Firdaus…Maksudnya Bang Firdaus dan kawan-kawan dan berkenan dengan Dwi Rahariyoso maka mereka segera kembali menuju Sekretariat PPN VI di Dewan Kesenian Jambi. Saya dan Mas Dwi segera ngamar…ha..ha..ha. Masuk kamar maksudnya untuk mandi dan istirahat. Kamar 02 merupakan sebuah kamar di Wisma Seni Taman Budaya Jambi yang dilengkapi dengan 2 buah tempat tidur ukuran standar, sebuah lemari, sebuah mesin penyejuk udara dan sebuah kamar mandi yang luas serta air yang bersih. Jika di setiap Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia memilki Wisma Seni seperti ini maka tak perlu lagi ada penggiat kesenian sekalian kebudayaan yang terdengar tidur dijalanan dan mengikuti pola-pola squatting menghuni bangunan-bangunan kosong untuk menginap di malam hari.

Malamnya setelah shalat magrib Mas Yoso keluar dengan kawannya dan saya sendiri bergerak menuju tengah kota sambil melihat-lihat pemandangan keramaian malam. Tak lama hanya sekitar 15 menit lalu saya lalu kembali ke Wisma Seni dan sempat ngobrol-ngobrol sebentar dengan Pak Uci sambil menunggu Mas Yoso kembali.

Setelah Mas Yoso pulang maka kamipun segera ngamar…Maksudnya masuk kamar untuk istirahat…ha..ha..ha.

Matikan lampunya…Klik dan ceritapun berlanjut dalam mimpi. Terima kasih Mas Yoso atas waktunya untuk berdiskusi. Kalau ada “beasiswa” (?) saya juga mau studi lagi ke UI, UNILAK, UGM atau UKM atau UNPAD atau Leiden ya? Ha..ha..ha…Mana-mana tempat bolehlah asal tidak dicekoki otak ini oleh warna-warna yang dapat merusak imajinasi dan mimpi sebab sudah lama rusak imajinasi dan mimpi...ha..ha..ha.

Bersambung dalam Reportase 28 Desember 2012, Pertemuan Penyair Nusantara VI Jambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar