PENA PELANGI
Wahai
putriku tercinta nan jelita
Dengarlah
pohon-pohon berdendang,
tulislah
mimpi-mimpi jiwamu nan riang dengan pena pelangi.
Lihatlah
embun-embun di taman bunga,
tulislah
asa-asa hatimu nan bahagia dengan pena pelangi.
Tenunlah
Songket dan Selendang,
tulislah
ragi-ragi imajinasimu nan cemerlang dengan pena pelangi.
Datanglah
ke Rumah Selaso Jatuh Kembar dan Rumah Gadang,
tulislah
ruang-ruang nuranimu nan tenang dengan pena pelangi.
Simaklah
Kompang dan Saluang berirama,
tulislah
nada-nada nadimu nan berima dengan pena pelangi.
Sauklah
air Sungai Rokan dan Batang Agam,
tulislah
riak-riak rindumu nan berlanggam dengan pena pelangi.
Tamasyalah
ke Batu Enam dan Ngarai Sianok,
tulislah
kelakar-kelakar kisahmu nan seronok dengan pena pelangi.
Masaklah
santan untuk Gulai Rebung dan Gulai Paku,
tulislah
bumbu-bumbu risaumu nan selaku dengan pena pelangi.
Cicipilah
Anyang dan Rendang,
tulislah
resep-resep rasamu nan senang dengan pena pelangi.
Kunyahlah
hijaunya buah Melaka dan merahnya kerupuk Sanjai,
tulislah
cita-citamu nan berjujai dengan pena pelangi.
Petiklah
Sirih dan Kasumbo merah,
tulislah
angan-angan terawangmu nan bergairah dengan pena pelangi.
Bebaskanlah
Serindit dan Kuau Raja,
Tulislah
doa-doa kalbumu nan bersahaja dengan pena pelangi.
Bungkuslah
Salai Selais dan Palai Rinuak,
tulislah
kenangan-kenangan perjalananmu nan terkuak dengan pena pelangi.
Di
atas kertas putih terang,
tulislah
akan indahnya kehidupan negeri ini dengan pena pelangi.
Tulislah
sejuknya rintik-rintik hujan membasahi Ibu Pertiwi sepanjang hari
dengan
pena pelangi berdawat spektrum cahaya matahari.
Aku
hadiahkan pena pelangi ini agar kamu kelak menulis
demi
cita, cipta dan cinta nan abadi.
Indonesia, November
2013
(Ahlul Hukmi) |
TEPAK TANAH
tabik terucap
telapak tangan takzim
terimalah ta’aruf tepak tanah
tempat tangki-tangki tegak
tepak tanah telah terbuka tuan
tiada tunggu timbang tertatih-tatih
teruskan titah-titah tuan
titian tanah tumpuan tapak
tetapi tembelang-tembelang tertetak
tak tanggung tumpahnya terhidu
tafakurlah tuan
tabah tahan temberang
Tarikat, Tuah, Traktat dan Tempuling telah
terkaji
tahniah
tanah tuan tambang tenar
tuahnya tenteramkan tampuk-tampuk
tenangkan teraju-teraju
tah tak terhitung tebas tebang
tumbangkan tiang tingkap teratak
tutup tepian
termasuk tasik
tuan temberang
tiang tamadun tumbang
tahanlah tuan
tahanlah tuan
tahanlah tuan
turunkan tinju tumbuk tuan
tauladan tertikam tombol-tombol
tunas-tunas tergencat
terkena tenung teluh turun temurun
tarian telanjang tambah tulah
telekung terkoyak
takjubpun tersesat
tasyhid, tasbih, takbirlah tepung tawarnya
tentang telentang tertelentang
tungkup telungkup tertelungkup
tenunlah tabiat tutur tingkah
tuntunlah tiap tegak tradisi
tebarkan tegur tua-tua
tatahkan tawaduk tawakal
tibalah telapak tangan tertutup
tafakur titipkan tafsir
tiap tanah tertapak terpijak
tinggikanlah tauhid tanda takwa
tamatulkalam
Dumai,
September 2013
SULUH
sembah salam
sampaikan selawat seiring salam supaya
singgah syafa’at
selamat sejahtera sekalian saudara serta
sahabat
syahdan sebelum semesta sempurnakan
susunannya
segalanya
sudah siap
simaklah semua surah-surah, sunatullah serta
sabda-Nya
seperti surah Shaad
sejarah sombongnya sekutu-sekutu syaitan
sesat
sehingga sirna semuanya
sekarang silaturahim sosial semakin susut
sebab sangkaan-sangkaan sisihkan sabar
siar-siur syak surutkan solidaritas sesama
semenjak sampan-sampan susuri samudera
sekat sempadan semakin sempit
seberangi selat sebentar saja
sampailah sajak-sajak seperti setepak sadah
serta sirih
silakan sahabat sekalian saudara siapkan
segobek
sangat sedap sekali sirnakan sesak-sesak
sungguhpun segobek sajak sirnakan semua sesak
surah-Nya sahaja sandaran subuh, siang serta
senja
syahdukan setiap sabilillah
sungguh sajian-sajian semesta sebentar saja
semoga suluh-Nya sinari silang sengketa
sentosa dan sejahteralah sekalian sahabat
serta saudara sebangsa
sakratulmaut senantiasa siaga
sangkakala semesta siap sapa semua
sekarang sudahkah sahabat serta saudara
syiarkan syahadat, selawat sekalian syariat?
setiap salah serta sumbang
silakan sahabat sekalian saudara suluhkan
sekian
Dumai, September 2013
SINGGAHLAH SEKEJAP
singgahlah sekejap
wahai kelana dan kafilah
singgahlah barang sekejap
di sepanjang seribu tujuh ratus meter jalan
ini
saksikan delapan belas gang semarak menyala
lima gapura besar yang bercahaya
sehabis senja hingga subuh
bagaikan pelita menerangi nurani
sesudah pelbagai lika-liku kelaku mengiringi
hari
minyak pasang itu sudah mahal harganya
tak cukup empat ratus lima puluh liter saja
di mana nak dicekau?
apa yang nak dicekau?
sembarangan mencekau
badan pula yang tercekau
bergeliga memacu akal
hingga akhirnya proposal jua pintunya
riang sungguh hati kami
mengukur sumbu dan menakar minyak pasang
seraya menunggu azan magrib berkumandang
lalu berbuka puasa bersama dengan anyang
sebermula ketika malam tujuh likur tiba
ribuan colok inilah yang kami nyalakan
menemani malam-malam penuh harapan
menanti berkah malam seribu bulan dari-Nya
singgahlah sekejap
wahai kelana dan kafilah
singgahlah barang sekejap
jika hendak melihat kami pertahankan tradisi
di tengah-tengah arus modrenisasi
sudilah kelak disampaikan pada sekalian tuan
agar disokong dengan alokasi
sebab sungguh risau kami
kalau padam ribuan colok ini
Dumai, Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar