wahai puisi dimanakah gerangan
engkau berada? jangan engkau tunggu aku merakit bom karena aku tidak akan
pernah merakit bom. aku memang tidak
pandai merakit bom. namun dalam berita di televisi dan surat kabar dikabarkan
banyak orang jadi pintar merakit bom hanya dengan mempelajarinya dari internet.
entah macam apa bom rakitan itu.
entah macam apa bom rakitan itu.
wahai puisi dimanakah gerangan
engkau berada? jangan engkau tunggu aku jadi teroris karena kalau aku menjadi
teroris pasti diburu-buru dan ditembak mati oleh pasukan anti teror. aku memang
tidak pernah punya cita-cita jadi teroris. namun dalam berita di televisi dan
surat kabar dikabarkan banyak nan bercita-cita masuk surga kalau jadi
teroris.
entah macam apa surga teroris itu
entah macam apa surga teroris itu
wahai puisi dimanakah gerangan
engkau berada? jangan engkau tunggu aku mati karena kalau aku mati pasti engkau
merayu kekasih baru. aku memang tidak abadi. namun dalam berita di televisi dan
surat kabar dikabarkan banyak orang abadi karenamu puisi.
entah macam apa keabadian itu.
entah macam apa keabadian itu.
wahai puisi dimanakah gerangan engkau berada?
jangan-jangan engkau telah mati karena bunuh diri
entah macam apa puisi bunuh diri
jika benar engkau telah mati
inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun
telah kembali kepada Allah
inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun
puisi
berani
mati
telah kembali kepada Allah
inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun
puisi
berani
mati
Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar