Ayam Bangkok
ayam
Bangkok berkokok
menjelang
fajar
itu
tandanya sudah pagi
ayam
Bangkok berkokok
menjelang
tengah malam
itu
tandanya dia begadang
ayam
Bangkok mematuk taji
menjelang
laga
itu
tandanya pemanasan raga
ayam
Bangkok mengepakkan sayap
menjelang
gelanggang
itu
tandanya beregang-regang
ayam
Bangkok sendiri
bagai
anggota pasukan berani mati
ada
musuh pantang lari
ayam
Bangkok menang sabung
masuk
sangkar berselubung
kalah
keluar ubung
ayam
Bangkok itu
memang
jago
bukan
jago kandang,
tetapi
jago di gelanggang.
Dumai, November
2015
Kucingku Belang
Tiga
Kucing
belang tigaku,
belangnya
berwarna kuning, hitam, putih
Kucingku
mengeooong
Kucingku
mengeooong
Kucingku
tidak makan roti
Kucingku
tidak makan keju
Kucingku
hanya makan nasi
Kucingku
juga makan ikan asin
Kucingku
makan di piring kanso
Kucingku
mati ketika mengigit jariku
Kucingku
mati,
ku
kubur dia dalam sunyi.
Dumai, November
2015
Orang Minyak
O
ada orang minyak
anak-anak
pun berlarian masuk rumah
di
suatu senja
sembilanbelas
delapan puluh delapan.
O
mungkin
ada
orang-orang baru pulang,
pulang
kerja dari kilang pengolahan minyak
atau
mungkin dari bengkel mesin,
tidak
sempat membersihkan diri
nan
berlumuran minyak bumi dan oli.
O
semua gemar mengimak,
tiada
nan mau menyimak
sejarah
pun penuh semak.
Dumai, November
2015
Garuda
wahai
Garuda
dimanakah
engkau gerangan berada?
aku
berbisik memanggilmu.
wahai
Garuda
kepakkanlah
kedua sayapmu
kibaskan
angin menderu
biar
terpental musuh-musuhmu.
wahai
Garuda
biarpun
aku tidak pernah melihatmu,
aku
pernah mendengar
tikus-tikus
kelaparan ingin mengigit kedua sayapmu.
wahai
Garuda
aku
kelak akan membebaskanmu
jika
sungguh linu leher dan cakarmu.
wahai
Garuda
terbanglah
terbanglah
terbanglah
tinggi
wahai
Garuda
jagalah
paruhmu
jagalah
tamengmu
jagalah
dadamu
wahai
Garuda
sudah
lama raksasa nan buas itu ingin menyemburmu,
dia
melintasi lautan luas.
wahai
Garuda
kibaskan
kedua sayapmu
biar
badai di lautan.
wahai
Garuda
biarkan
aku mengendarai badai itu,
agar
kutenggelamkan musuhmu ke dasar lautan.
Dumai, Oktober
2015
Kegelapan
Bukan
aku nan merayu,
menyaru,
menyeru,
dan
meluru kegelapan
Kegelapan
nan merayu,
menyaru,
menyeru,
dan
meluruku berulang-ulang
agar
aku gila dalam kegelapan
meski
kegelapan
malih
rupa, malih suara dan malih raga
aku
selalu dapat mengenalinya
mata
merahnya
dengus
napasnya
adalah
tanda
kegelapan
itu
teramat
ingin aku gila dalam kegelapan
Demi
roh nan abadi dalam ragaku
Demi
jiwa-jiwa nan terlahir di bulan Sextilis
Demi
Sextus
Demi
bulan keenam nan berganti nama
Demi
Lion nan dinaungi matahari
Demi
Regulus, Sang Alpha Leonis
Demi
ekuinoks pada konstelasiNya
Kegelapan
itu teramat ingin
memanggil
kebinatangan dalam diriku
Kegelapan
itu meluru
dari
segala penjuru mata angin
empat
penjuru mata angin
delapan
penjuru mata angin
tiga
puluh dua penjuru mata angin
O
manusia-manusia
nan
terlahir
ketika
bintang nan paling cemerlang
berada
pada konstelasiNya,
jagalah
jiwa dan ragamu
agar
tidak gila dalam kegelapan
karena
kegelapan tidak hanya merayuku,
tetapi
juga merayumu.
Dumai,
November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar