16/06/16

Catatan


Prekognisi dan Premonisi

        Setiap prekognisi dan premonisi yang diterima oleh setiap penerima tanda, sinyal, dan simbol dapat dianalisis berdasarkan Yes or No Questions dan Information Questions (What, where, when, why, which, who, whom, whose, and how). Masing-masing tanda, sinyal, dan simbol dapat dibedakan dalam klasifikasi dan kategori menurut statistik, jenis, dan pengaruh pada database terpadu berbasis perangkat lunak dan perangkat keras berbiner. Akan tetapi, setiap prekognisi dan premonisi yang sudah pasti sebagai predestinasi tidak dapat diubah, ditunda, dan dipercepat karena hakikatnya segala sesuatu dalam kehidupan manusia selalu sesuai dengan ketentuan yang menciptakan manusia. Biasanya tanda, sinyal, dan simbol maujud dalam bentuk yang dapat dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa oleh setiap prekognitor dan premonitor. 

      Lazimnya beradasarkan pengalaman Si Pandia sejak duabelas tahun nan lampau, prekognisi dan premonisi acap kali muncul dalam wujud teka-teki, konundrum, rebusis, karado, abreviasi, akronim, akrostik, anagram, palindrom, hiponim, dan homonim. Kesemuanya selalu menjadi terang benderang karena kesebelasnya memiliki tanda-tanda didalamnya masing-masing. Kesebelasnya adalah tantangan mental.    
      Kriptaritmetik dan kriptografik kian usang. Mudah cabik meski ditambal sulam. Kedelapan lapisan berbasis jaringan selalu rentan. Seumpamanya 1 adalah fisik, 1 adalah nyata, 0 adalah mental, 0 adalah psikis. Itu seumpamanya 8 lapisan. Kalau sebelum lapisan 1 ada lapisan 0, dan setelah lapisan 8 masih ada lapisan 9. Lapisan itu akan terdiri dari mental, fisik, koneksi, sistem, pergerakan, tahap, penyajian, instruksi, manusia, dan massa. 
       Prekognisi dan premonisi juga memiliki potensi dan peran penting dalam setiap upaya menjaga dan mempertahankan kedamaian dan perdamaian umat manusia di bumi.  Apabila ada perangkat canggih yang diciptakan supaya dapat membaca sinyal-sinyal yang dihasilkan pemancar dan penerima gelombang dalam otak manusia, sangat penting untuk mengamankan perangkat canggih tersebut dari tangan-tangan kegelapan nan ingin merusak kedamaian dan perdamaian umat manusia di bumi. Seluruh invensi dan inovasi teknologi nirkabel serta turunannya juga harus dijaga agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan kegelapan jahat nan lata.
       Bukankah Allah yang Maha Kuasa selalu memberikan tanda-tanda sebelum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berdampak bagi umat manusia. Bacalah kisah-kisah umat manusia yang ingkar terhadap nabi-nabi dan rasul-rasulNya, dan yang durhaka kepada Allah yang Maha Pencipta hingga mereka dibinasakan, dan dimusnahkan kaum, serta tanah airnya.
     Oleh karena ranah prekognisi dan premonisi adalah wilayah psikis, hanya manusia-manusia nan masih sensitif rasa, sukma, dan indra badaniahnya yang dapat diberdayakan sebagai bagian dari sistem prekognisi dan premonisi. Sangat dibutuhkan nalar nan seimbang untuk dapat membedakan antara prekognisi, premonisi, dan profasi.
       Suatu ketika Si Pandia pernah didatangi oleh seseorang yang diduga oleh Si Pandia adalah seseorang yang memiliki kemampuan menduga isi pikiran orang lain berdasarkan mimik, gerakan-gerakan bagian badan, dan kontak mata orang lain. Beliau yang wajahnya mirip Albert Einstein itu seolah-olah mencoba mencari tahu apa yang tengah dipikirkan dan dirasakan oleh Si Pandia.  Padahal nan paling Maha Mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh Si Pandia adalah Allah yang Maha Mengetahui.
      Akan tetapi, prekognitor dan premonitor tidak dapat disamakan dengan orakel, forkaster, ahli nujum, fortune teller, dan analis. Prekognitor dan premonitor memperoleh sinyal-sinyal melalui gelombang-gelombang tertentu, sedangkan orakel, forkaster, ahli nujum, fortune teller, dan analis lazimnya memprediksi suatu hal beradasarkan gejala-gejala, fenomena, indikator-indikator, kriteria, dan kaidah ilmiah pada masing-masing bidangnya.
     Ketidaksengajaan dan kesengajaan adalah dua hal nan berbeda, namun dalam kehidupan ini tiada ketidaksengajaan tanpa kesengajaan karena semua sudah ada yang mengaturnya. Sebab akibat, dan aksi reaksi. Begitu kata kawan Si Pandia.
     Kebetulan-kebetulan yang dimunculkan dari komparasi antara cerita-cerita fiksi dalam karya-karya sastra, film-film, teks-teks pidato, dan lagu-lagu dengan peristiwa-peristiwa menggemparkan seperti bencana alam dan bencana ulah manusia, tidak dapat begitu saja dinyatakan sebagai prekognisi dan premonisi itu eksis dan nyata sebelum dikaji secara ilmiah.
    Seumpamanya seorang penyair besar di Negara Kaya Batu tanpa disadarinya telah menulis puisi yang memuat tanda/lambang/simbol perihal kematiannya, itulah mungkin yang disebut prekognisi. Ada banyak manusia yang memiliki kemampuan prekognisi dan premonitor dengan tingkat nan berbeda. Pilah, pilih, dan uraikanlah setiap tanda nan mereka nyatakan demi menjaga stabilitas kedamaian dan perdamaian manusia di bumi.
    Sesungguhnya Allah selalu memberikan petunjuk-petunjuk pada makhluk ciptaanNya setiap hari selama makhluk masih hidup badan dan jiwanya.
     Begitulah Si Pandia menulis lagi.

     Negara Kaya Batu, Juni 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar