Prekognisi
dan Premonisi
Setiap prekognisi dan premonisi yang
diterima oleh setiap penerima tanda, sinyal, dan simbol dapat dianalisis
berdasarkan Yes or No Questions dan Information Questions (What, where, when, why, which, who, whom,
whose, and how). Masing-masing tanda, sinyal, dan simbol dapat dibedakan
dalam klasifikasi dan kategori menurut statistik, jenis, dan pengaruh pada
database terpadu berbasis perangkat lunak dan perangkat keras berbiner. Akan
tetapi, setiap prekognisi dan premonisi yang sudah pasti sebagai predestinasi
tidak dapat diubah, ditunda, dan dipercepat karena hakikatnya segala sesuatu
dalam kehidupan manusia selalu sesuai dengan ketentuan yang menciptakan
manusia. Biasanya tanda, sinyal, dan simbol maujud dalam bentuk yang dapat
dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa oleh setiap prekognitor dan premonitor.
Kriptaritmetik dan kriptografik kian
usang. Mudah cabik meski ditambal sulam. Kedelapan lapisan berbasis jaringan
selalu rentan. Seumpamanya 1 adalah fisik, 1 adalah nyata, 0 adalah mental, 0
adalah psikis. Itu seumpamanya 8 lapisan. Kalau sebelum lapisan 1 ada lapisan
0, dan setelah lapisan 8 masih ada lapisan 9. Lapisan itu akan terdiri dari
mental, fisik, koneksi, sistem, pergerakan, tahap, penyajian, instruksi,
manusia, dan massa.
Prekognisi dan premonisi juga memiliki
potensi dan peran penting dalam setiap upaya menjaga dan mempertahankan
kedamaian dan perdamaian umat manusia di bumi. Apabila ada perangkat canggih yang diciptakan
supaya dapat membaca sinyal-sinyal yang dihasilkan pemancar dan penerima
gelombang dalam otak manusia, sangat penting untuk mengamankan perangkat
canggih tersebut dari tangan-tangan kegelapan nan ingin merusak kedamaian dan
perdamaian umat manusia di bumi. Seluruh invensi dan inovasi teknologi nirkabel
serta turunannya juga harus dijaga agar tidak disalahgunakan untuk
kepentingan-kepentingan kegelapan jahat nan lata.
Bukankah Allah yang Maha Kuasa selalu
memberikan tanda-tanda sebelum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berdampak
bagi umat manusia. Bacalah kisah-kisah umat manusia yang ingkar terhadap
nabi-nabi dan rasul-rasulNya, dan yang durhaka kepada Allah yang Maha Pencipta
hingga mereka dibinasakan, dan dimusnahkan kaum, serta tanah airnya.
Oleh karena ranah prekognisi dan premonisi
adalah wilayah psikis, hanya manusia-manusia nan masih sensitif rasa, sukma,
dan indra badaniahnya yang dapat diberdayakan sebagai bagian dari sistem
prekognisi dan premonisi. Sangat dibutuhkan nalar nan seimbang untuk dapat
membedakan antara prekognisi, premonisi, dan profasi.
Suatu ketika Si Pandia pernah didatangi
oleh seseorang yang diduga oleh Si Pandia adalah seseorang yang memiliki
kemampuan menduga isi pikiran orang lain berdasarkan mimik, gerakan-gerakan
bagian badan, dan kontak mata orang lain. Beliau yang wajahnya mirip Albert
Einstein itu seolah-olah mencoba mencari tahu apa yang tengah dipikirkan dan
dirasakan oleh Si Pandia. Padahal nan
paling Maha Mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh Si Pandia adalah
Allah yang Maha Mengetahui.
Akan tetapi, prekognitor dan premonitor
tidak dapat disamakan dengan orakel, forkaster, ahli nujum, fortune teller, dan
analis. Prekognitor dan premonitor memperoleh sinyal-sinyal melalui
gelombang-gelombang tertentu, sedangkan orakel, forkaster, ahli nujum, fortune
teller, dan analis lazimnya memprediksi suatu hal beradasarkan gejala-gejala,
fenomena, indikator-indikator, kriteria, dan kaidah ilmiah pada masing-masing
bidangnya.
Ketidaksengajaan dan kesengajaan adalah
dua hal nan berbeda, namun dalam kehidupan ini tiada ketidaksengajaan tanpa
kesengajaan karena semua sudah ada yang mengaturnya. Sebab akibat, dan aksi
reaksi. Begitu kata kawan Si Pandia.
Kebetulan-kebetulan
yang dimunculkan dari komparasi antara cerita-cerita fiksi dalam karya-karya
sastra, film-film, teks-teks pidato, dan lagu-lagu dengan peristiwa-peristiwa
menggemparkan seperti bencana alam dan bencana ulah manusia, tidak dapat begitu
saja dinyatakan sebagai prekognisi dan premonisi itu eksis dan nyata sebelum
dikaji secara ilmiah.
Seumpamanya seorang penyair besar di Negara
Kaya Batu tanpa disadarinya telah menulis puisi yang memuat
tanda/lambang/simbol perihal kematiannya, itulah mungkin yang disebut
prekognisi. Ada banyak manusia yang memiliki kemampuan prekognisi dan
premonitor dengan tingkat nan berbeda. Pilah, pilih, dan uraikanlah setiap
tanda nan mereka nyatakan demi menjaga stabilitas kedamaian dan perdamaian
manusia di bumi.
Sesungguhnya Allah selalu memberikan
petunjuk-petunjuk pada makhluk ciptaanNya setiap hari selama makhluk masih
hidup badan dan jiwanya.
Begitulah Si Pandia menulis lagi.
Negara Kaya Batu, Juni 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar