29/07/15

Si Pandir Bersemadi


Entah apa agaknya nan ada di benak si Pandir. Tiba-tiba saja dia gemar bersemadi. Dia bersemadi tidak di dalam gua, di pulau-pulau kosong, di puncak-puncak bukit dan gunung, atau di tempat-tempat yang dianggap keramat oleh orang. Dia bersemadi di depan tumpukan buku-buku. Dia melihat cahaya nan lain dari cahaya-cahaya biasa yang pernah dilihatnya. Cahaya itu seolah-olah seperti seseorang yang buncit perutnya dengan posisi tidur. Si Pandir sering melihat sosok itu di dunia nyata. Sosok yang dipuja-puja oleh banyak orang karena kebijaksanaannya.

Jauh sebelum si Pandir gemar bersemadi, si Pandir sering diminta untuk mandi dengan air limau purut dan air bunga. Si Pandir mau saja karena rasa penasaran ingin mengetahui apa kegunaannya. Sudah sebelas kali dirinya mandi dengan air limau purut dan air bunga. Apa yang terjadi setelah itu? Si Pandir hanya mencium wangi limau purut dan bunga. Tak lebih dan tak kurang. Maklumlah si Pandir jarang mandi. Pada akhirnya, orang yang pernah membelahkan limau purut untuk si Pandir menyarankan dirinya agar si Pandir minta belahkan limau purut dengan orang lain lagi sebab sudah banyak limau purut dibelahkan untuk si Pandir namun entah apa lagi kurangnya.

Ada pula  yang menyampaikan kepada si Pandir bahwa dirinya seperti sebuah rumah yang sangat gelap dan hitam. Si Pandir pun manggut-manggut. Kecek si Pandir, bukan dirinya yang menyeru kegelapan. Kegelapanlah nan sering menyaru, menyeru, dan memanggil-manggilnya dirinya. 

Si Pandir sering melihat beberapa makhluk yang rasanya bukan manusia. Entah makhluk apa. Mungkin makhluk dari dimensi lain yang sedang bosan berada dalam dimensinya dan iseng hendak bertamasya ke dunia manusia. Si Pandir pernah melihat makhluk hitam berambut panjang, makhluk seperti perempuan berpakaian putih dan berambut sangat panjang, makhluk seperti laki-laki tak berkepala, sepasang makhluk seperti anak-anak yang bertaring, makhluk seperti asap putih menyeberang jalan, makhluk seperti bayangan sangat hitam nan melata di dinding, selusinan makhluk bertaring dan bertelinga lancip yang wajahnya sangat menakutkan. Si Pandir paling sering melihat makhluk-makhluk tak jelas menyaru sebagai perempuan-perempuan cantik. Celakanya, perempuan-perempuan cantik itu telanjang. 

Si Pandir sering bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang oleh sebagian orang dipercaya memiliki kemampuan parapsikologi, metafisika, dan supranatural. Ada pula yang berkata bahwa nan gaib itu sebab tidak terlihat. Kalau sudah terlihat, maka tidak gaib lagi namanya.

Pernah suatu waktu si Pandir berdoa agar mimpi bertemu dengan seorang manusia yang menyeru umat manusia agar tidak hidup dalam kejahiliahan. Dalam mimpinya, si Pandir bertemu orang yang dimaksud sedang berada di atas kursi roda. Si Pandir bergegas mendekati dan menyalaminya. Dia hanya tersenyum. Si Pandir berpikir. Mengapa beliau duduk  di kursi roda. Si Pandir pun jadi malu sebab dirinya banyak dosa. Si Pandir yakin asal mau bertaubat, segala dosa akan diampuniNya. Taubat atau tobat? Kecek si Pandir bertaubat atau bertobat itu sama, mungkin hanya beda caranya saja.

Negara Kaya Batu, 072015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar